Pengikut

Selasa, 29 Juli 2025

AIRCRAFT MATERIAL

MENERAPKAN PENGGUNAAN AIRCRAFT MATERIAL

  

8.1.   Mengidentifikasi Aircraft Material Ferrous

 

8.1.1.   Penjelasan karakteristik dan kandungan ferrous, baja paduan yang dipakai di pesawat udara.

Besi/baja yang sudah diolah dari dapur-dapur baja seperti converter Bessemer, converter Thomas; dapur Siemens Martin dan sebagainya disebut juga baja carbon yaitu paduan besi dengan carbon Sedangkan unsur-unsur lainnya seperti Posfor (P) dan Sulfur (S) tetap bercampur di dalamnya tetapi dalam jumlah minimum. Unsur Silisium (Si) dan Mangan (Mn) bercampur dalam jumlah tertentu untuk meniperbaiki sifat-sifat baja carbon tersebut.

Jenis-jenis Konverter


Adapun macam dan jenis-jenis baja adalah sebagai berikut:

 

8.1.1.1. Baja Carbon Rendah.

Baja karbon rendah (mild steel) mengandung carbon sampai 0,10%— 0,30% C. Setiap 1 ton (2000 pound) baja karbon rendah mengandung atau berisi 10 — 30 kg (20 — 60 pound) carbon. Baja carbon ini dalam perdagangan dibuat dalam bentuk plat-plat baja, baja strip dan baja profil. Berdasarkan jumlah carbon yang terkandung di dalam baja maka baja carbon rendah dapat diguna­kan sebagai berikut :

 

a) Baja carbon rendah yang mengandung 0,04% —0,10% C dapat dibentuk baja plat atau baja strip dan bersifat kenyal.

 

b) Baja carbon rendah yang mengandung 0,05% C dapat digunakan untuk pembuatan kerangka atau badan-badan mobil. Baja ini mempunyai k«kuatan tarik kira-kira 55.000 Ib/inch dan setelah digilas (dirol) dalam keadaan dingin dapat mencapai kekuatan tarik sampai 96.000 Ib/inch2.

 

c) Baja carbon rendah yang mengandung 0,15% — Q£% C dapat digunakan untuk konstruksi jembatan, bangunan dan pekerjaan-pekerjaan konatruks

 

d) Baja carbon rendah yang mengandung 0,20% - 0,30% C digunakan untuk membuat baut-baut dan mur, paku-paku keling atau untuk keperluan pekerjaan mesin. Baja carbon ini mempunyai sifat yang mudah dikerjakan mesin dan ditempa.

 

8.1.1.2. Baja Carbon Sedang (medium).

Baja carbon ini mengandung carbon antara 0,30 — 0,60% C dan se-tiap 1 ton baja carbon ini mengandung carbon antara 30 — 60 kg (60 — 120 pound).

Baja carbon ini banyak digunakan untuk keperhian alat-alat perkakas bagi-an-bagian mesin. Berdasarkan jumlah carbon yang terkandung dalam baja, maka baja carbon ini dapat digunakan untuk alat-alat sebagai berikut:

 

a) Baja carbon yang mengandung 0,40% C dapat digunakan untuk keper-luan industri kendaraan misalnya untuk membuat baut-baut dan mur, poros-poros engkol dan batang-batang torak.

 

b) Baja carbon yang mengandung 0,30% C dapat dipergunakan untuk membuat roda-roda gigi, palu (martil) dan alat penjepit (clamp).

c) Baja carbon yang mengandung 0,55% — 0,60% C dipergunakan untuk membuat pegas-pegas.

 

8.1.1.3. Baja Carbon Tinggi (H.C.S.)

Baja carbon ini mengandung carbon antara 0,70% — 1,30% C dan se-tiap I ton mengandung carbon antara 70 — 130 kg (140 — 260 pound) Baja carbon ini banyak dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang mengalami panas, Berdasarkan jumlah carbon yang terkandung dalam baja, maka baja carbon ini dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

 

a) Baja carbon yang mengandung kira-kira 0,95% C dapat dipergunakan untuk keperluan pembuatan pegas-pegas, alat-alat perkakas seperti paron (landasan tempa) palu (martil); gergaji dan pahat-pahat potong.

 

b). Baja carbon yang mengandung 1% — 1,5% C dapat dipergunakan untuk pembuatan kikir; daun gergaji dan peluru-peluru untuk bantalan peluru.

Di dalam perdagangan baja-baja carbon tersebut relatif lebih murah harganya, karena baja karbon ini mempunyai sifat-sifat yang kurang baik yaftu makin tinggi mengandung carbon, maka sifat baja carbon makin getas (brittle). Pengerasan baja tersebut hasilnya kurang merata sehingga apabila dipergunakan untuk benda kerja yang besar, pelaksanaannya menjadi sulit. Untuk memperbaiki kwalitas dan sifat-sifat baja carbon ini, biasanya dicampur dengan unsur-unsur lain misalnya mangan, nikel, dan sebagainya. Harga baja paduan ini akan raenjadi mahal karena memerlukan pengolahan yang khusus.

 

8.1.1.4. Baja Campuran (alloy steel)

carbon yang akan mempengaruhi sifat-sifat kekerasan, keliatan (elastis) keadaan pembekuan dan komposisi kimia dari pada baja carbon, sehingga membuat baja carbon berkwalitas tinggi.

Penambahan unsur-unsur di dalam baja carbon dapat dilakukan dengan satu unsur atau lebih dan tergantung dari pada karakteristik atau sifat-sifat baja carbon yang dibuat. Unsur-unsur yang ditambahkan adalah; nikel, chrom, mangan, silikon, tungsten, vanadium, molybden cobalt.

Penambahan unsur-unsur tersebut membuat sifat-sifat dan karakteristik baja carbon sebagai berikut:

 

a) Baja nikel

Penambahan unsur nikel pada baja carbon akan membuat sifat baja carbon menjadi bertambah liat dan kuat, dan mencegah terhadap karat (tahan karat).



 

b) Baja khrom

Penambahan unsur chrom pada baja carbon membuat sifat baja carbon bertambah liat, keras dan tahan aus. Untuk pembuatan peralatan seperti roda-roda gigi dan poros-poros seringkali ditambahkan unsur-nikel sehingga menjadi baja chrom nikel. Baja campuran ini kekuatannya sangat baik dan tahan karat.

 


c) Baja mangan

Dengan penambahan unsur mangaan ini membuat hasil pekerjaan menjadi lebih baik (bersih) dan juga menambah kekuatan dan ketahanan panas dari pada baja carbon.

 

d) Baja Tungsten

Dengan penambahan unsur tungsten ini akan menjadi sangat baik bila ditambahkan pula dengan unsur chrom, vanadium, molybden atau mangaan untuk dijadikan baja potong cepat (H.S.S.) yang dipergunakan untuk pahat-pahat potong (cutting tools). Baja Tungsten terhadap panas yang tinggi pada waktu pekerjaan memotong,

e) Baja molybden

Dengan penambahan unsur molybden ini membuat baja carbon menjadi lebih liat dan menambah tinggi kekuatan baja. Salah satu campuran baja potong cepat (H.S.S.) terbuat dari baja molybden, sehingga baja tetap liat pada .tem-peratur yang tinggi.

 

f) Baja vanadium

Penambahan dengan unsur vanadium ini memperbaiki butir-butir baja atau .susunan butir-butir baja manjadi halus. Apabila dicampur dengan chrom membuat baja carbon menjadi baja chrom vanadium dan membuat baja menjadi lebihkuat dan iebih tahan terhadap keausan. Baja carbon vanadium sangat baik dipakai untuk membuat roda-roda gigi dan batang penggerak serta poros engkol.

 

g) Baja Cobalt

Dengan penambahan unsur cobalt ini akan membuat sifat baja menjadi keras, tahan panas dan tahan keausan.

Baja cobalt sangat banyak dipergunakan untuk konstruksi pesawat terbang atau konstruksi-konstruksi yang tahan panas.

 

8.1.1.5. Baja Alat-alat Perkakas.

Baja alat-alat perkakas ini adalah sangat luas dalam pemakaiannya. Baja ini mengandung carbon antara 0,85% — 0,95% dan baja alat-alat perkakas ini biasanya dicampur dengan sedikit vanadium. Baja ini dapat dipergunakan un­tuk ujung (mata) akt-alat potong seperti matabor, reamer, pisau frais (milling cutter) dan mata-mata pahat. Baja ini setelah dicampur dengan unsur-unsur lain dapat dijadkan baja potong cepat (H.S.S) yang dapat membuat penyayatan atau pemakanan yang Iebih tebal (dalam) pada kecepatan yang tinggi dan dalam waktu yang lama, Adapun baja ini mempunyai toemampuan demikian karena baja ini mempunyai kesanggupan mempertahankan kekerasan pada suhu yang tinggi dan tahan terhadap gesekan yang tinggi.

 

a) Baja Widia

Baja ini mempunyai campuran unsur-unsur carbon, cobalt, silisium tetanium dan wolfram, Dengan baja widia dapat dipakai bekerja secara terus menerus dengan kecepatan potong yang tinggi.

Tenaga kerasnya tinggal tetap sampai pada suhu kira-kira 900°C. Pe-makaian baja widia disambungkan pada ujung pahat sebagai mata potong.

 

b) Baja intan (Diamond steel)

Baja intan merupakan bahan pemotong yang paling keras, dipakai untuk membentuk permukaan batu gerinda yang telah dipakai, untuk memotong kaca dan untuk memotong baja-baja keras lainnya. Pemakaian baja intan dengan jalan di sambungkan pada ujung pahat secara elektris.

 

c) Baja tahan karat (stainless steel)

Baja tahan karat ini bersifat memberikan perlawanan terhadap karat. Untuk membuat baja tahan karat perlu dicampur unsur chrom kira-kira 12%. Ada tiga jenis baja tahan karat yaitu Ferritic, Martensitic dan Austensitic. Baja tahan karat ini banyak dipakai untuk alat-alat kedokteran, alat-alat kendaraan dan alat-alat ruinah tangga.

 

8.1.1.6. Besi/Baja Tuang

Besi/baja tuang mengandung carbon antara 2% ~ 4% dan sifatnya ter-gantung dari kemurnian campuran unsur-unsur yang terbentuk di dalamnya. Pembuatan besi/baja tuang ini Iebih mudah pengerjaannya akan tetapi cepat rusak (patah), karena baja ini sangat rapuh dan getas serta tidak dapat dibentuk. Baja. tuang ini sangat banyak dipergunakant untuk peralatan-peralatan bagian mesin seperti silinder blok dan tutup silinder motor, badan (kerangka) mesin bubut, frais dan mesin bor.

Besi/baja tuang dimasukkan ke dalam kotak yang berisi serbuk Fe2&O3, kemudian dibakar dengan temperatur 900°C selama 7—10 hari, sehingga terjadi pembebasan O2 dafi Fe2O3 dan O2 akan bersenyawa dengan C dari Fe3C. Akibat petnbakaran ini kulit dari besi/baja tuang akan menjadi lunak, sehingga dapat digunakan menjadi besi tuang yang dapat ditempa.

 

  


Logam

Komposisi

Kekuatan

tarik

Ketahanan terhadap korosi

Prinsip penggunaan

Besi Hitam

Fe-Karbon rendah

42,000 psi

Rendah

Perawatan secara umum yang tidak terlindungi pada elemen

Besi yang telah  di-galvanis

Sama seperti di atas terlapisi dengan seng

42,000 psi

Baik

Perawatan secara umum

Plat TERNE

Besi-dilapisi dengan larutan dari 30% Ti dan 70% Pb

42,000 psi

Baik

Perawatan secara umum, atap tangki bahan bakar dan oli, saringan

Plat tin

Fe-dilapisi dengan Ti murni

42,000 psi

Baik untuk melawan zat asam didalam makanan

kotak makanan

Baja-karbon rendah

C-0.10-0.30%

Mn-0.30-1.00%

Si-0.10-0.30%

P-0.02-0.05%

S-0.05% Maks.

Fe-Sisa

45,000 to

55,000 psi

Rendah

Pekerjaan perbaikan secara umum dimana kekuatan tarik tinggi tidak begitu penting

Baja-1095 karbon tinggi

C-0.90-1.05%

Mn-0.25-0.50%

P-0.04%

S-0.055%

Fe-Sisa

200,000 psi saat kondisi telah dilakukan perlakuan panas

rendah

Peralatan mesin dan tangan, kebanyakan per-per

Baja tahan karat

Cr-18%

Nn-8%

Fe-71%

75,000 saat kondisi pelunakan

Sangat tinggi

Kotak-kotak amunisi, dinding, saluran-saluran, sayap, lubang cowl, cerobong knalpot, karet pembungkus

Inconel

Ni-75%

Cr-12-15%

Fe-9%

125,000 psi

Sangat tinggi

Sama seperti baja tahan karat

Baja-2330 Nikel

C-0.25-0.35%

Mn-0.50-0.80%

Ni-3.25-3.75%

Fe-Sisa

100,000 – 160,000 psi dalam kondisi telah dilakukan perlakuan panas

Sangat tinggi

Macam-macam komponen baut-mur pesawat dimana kekuatan dan kekerasan dibutuhkan

Baja-3140 nikel khromium

C-0.35-0.45%

Mn-0.60-0.90%

Ni-1.00-1.50%

Cr-0.45-0.75%

Fe-Sisa

150,000 – 200,000 psi kondisi telah dilakukan perlakuan panas

Sedang

Batang penghubung, poros engkol, pengarah tachometer, washer dan macam-macam komponen

Baja-4130 khrom-molibdenum

C-0.25-0.40%

Mn-0.40-0.60%

Cr-0.80-1.10%

Fe-Sisa

90,000 - 180,000 psi

Rendah

Struktur pesawat yang mendapat las, lubang sudu-sudu propeller

Baja-6135 khrom-vanadium

C-0.30-0.40%

Mn-0.60-0.90%

Cr-0.80-1.10%

V-0.15-0.18%

Fe-Sisa

150,000 – 200,000 psi kondisi telah dilakukan perlakuan panas

Baik

Komponen-komponen mesin yang telah ditempa


          1.  Tabel sifat dan penggunaan dari logam ferrous


 

8.1.2.   Pengujian Logam

Pengujian logam ialah mempunyai tujuan supaya sifat-sifat mekanis dari bahan-bahan itu dapat dinyatakan dalam suatu angka atau bilangan. Dalam menentukan sifat-sifat mekanis ini dapat dilaksanakan dengan berbagai macam pengujian. Dalam hal ini sebuah batang percobaan dari bahan yang sama dan jika perlu dengan pengerjaan panas yang sama sebagai halnya pada benda-benda kerja yang bersangkutan, diuji dengan beberapa percobaan yang tertentu.

 

Dari hasil-hasil percobaan ini dapat ditarik kesimpulan tentang baik atau tidaknya benda kerja tadi untuk dipakai dengan tujuan yang tertentu.

Untuk dapat membanding-bandingkan hasil-hasil yang diperoleh dari percobaan-percobaan tersebut, maka ukuran-ukuran batang perrobaan itu harus memenuhi syarat-syarat tertentu.

 

8.1.2.1 Pengujian tarik

Tujuan uji tarik yaitu mengetahui kelakuan (perilaku ketika ada beban) material jika dibebani dengan beban tarik. Dalam hal ini batang percobaan diberi pembebanan tarik yang makin

lama makin besar, sampai batang tersebut patah. Dari percobaan ini antara lain ditetapkan tegangan tarik, dan patah. Batang-batang percobaan dari bahan-bahan yang akan diuji dibubut menurut ukuran-ukuran normalisasi (gambar 8—68). Ujung-ujung batang tersebut dibuat sesuai dengan alat penjepit dari mesin penguji yang bersangkutan (gambar 8-69). Gaya tarik pada batang tadi dihasil­kan oleh torak sebuah silinder hidrolik dari mesin penguji tersebut.

Kekuatan tarik dapat dibaca pada sebuah jarum meterari yang membawa serta sebuah jarum lainnya yang terlepas. Setelah batang itu patah, maka ja yang lepas  tadi menunjukkan kekuatan tertinggi yang telah dicapai, jadi beban  maksimurn.   Tegangan   tarik dihitung dari : beban  maksimurn dalam kg dibagi penampang semula yang terkecil dari batang percobaan dalam mm

Setelah itu batang percobaan tersebut diletakkan dengan bidang-bidang patahannya berhadapan dan jarak antara kedua titik-titik batas diukur. Maka regangan sama dengan : panjang ukuran setelah batang pataa dibagi panjang ukuran semu!a dikalikan 100%.

Untuk   melaksanakan   percobaan-tarik   kita   membutuhkan   batang-tarik. Batang-tarik, dengan  ukuran-ukuran yang dinormalisasikan, dibubut dari bahan yang akan diperiksa (lihat gambar 2.01 a).

Batang-percobaan ini diikat antara dua kepala-pengikat bangku-tarik (lihat gambar 2.22). Dengan mem-berikan gaya-tarik yang makin membesar, batang akan bertambah panjang dan bertambah mengecil dan akhirnya putus (lihat gambar 2.01 b).

Sekarang ada kemungkinan untuk mengukur pada tiap saat dari percobaan, gaya dan perpanjangan bersangkutan. Agar hasil berbagai percobaan dapat dibandingkan, kita harus menentukan bukan gaya akan tetapi tegangan dan bukan perpanjangan akan tetapi tegangan. Dengan tegangan kita artikan gaya tiap satuan-luas. Untuk menghitung regangan kita harus membagi gaya dengan luas penampang-batang.

 

8.1.2.2. Pengujian  tekan.

Pengujian   tekan  ini  adalah  kebalikan  dari pengujian  tarik. Untuk melaksanakan pengujian tekan kita memerlukan benda uji yang lain. Benda uji untuk pengujian tekan mempunyai ukuran-ukuran 1 atau 2, ialah angka-angka perbandingan dari jarak titik senter : diameter penampang.

Benda uji itu dipasang pada mesin penguji (gambar 8—69), dan oleh gaya tekan   yang  semakin  bertambah besar rnenekan  pada batang tersebut, batang ini akan menjadi pendek dan akhirnya rusak dan pecah.

Pengujian tekan jarang sekali dilaksanakan, oleh karena kekuatan tekan dan kekuatan tarik pada hampir semua bahan-bahan adalah kurang lebih sama. Kecuali pada beberapa bahan seperti besi tuang, kekuatan tekannya adalah sangat lebih tinggi daripada kekuatan tariknya. Untuk logam ini di samping pengujian tarik juga dilaksanakan pengujian tekan.

 

8.1.2.3. Pengujian kekerasan

Yang  dimaksud   dengan   kekerasan itu adalah tahanan dari sebuah bahan terhadap penusukan oleh benda lain. Tujuan uji keras yaitu untuk membedakan material yang keras dan lunak serta untuk mengetahui ketahanan material terhadap deformasi plastis. Menurut   kekerasan   dari   bahan-bahan   mineral.  Kekerasan juga yaitu kemampuan bahan untuk menahan deformasi plastis. Mohs   telah menetapkan skala kekerasan sebagai berikut   :

Grafit   .............. kekerasan 0,5 — 1

Talk     ..............  kekerasan 1

Gips     .............   kekerasan 2

Kapur  .............   kekerasan 3

Vluispat  ............ kekerasan 4

Apatit    .............  kekerasan 5

Baja lunak  ........ kekerasan ± 6

Velspat    ............kekerasan 6

Kwarsa     .......... kekerasan 7

Topas    ............. kekerasan 8

Baja disepuh ......kekerasan ±  8

Korun    ............. kekerasan 9

Intan   ................ kekerasan 10

Menurut skala ini sebuah bahan mempunyai kekerasan 7, apabila kwarsa dapat digores oleh bahan ini, dan pada topas tidak. Biasanya kekerasan untuk logam-Iogam ditentukan oleh tahanan yang ditimbulkan logam itu terhadap penekanan tetap dari sebuah benda keras yang dalam hal ini boleh dikatakan tidak mengalami perubahan bentuk.

 

8.1.2.3.1. Sistem pengujian Brinell

Penetrator bola dan piramid. Pengujian dilakukan berulang kali  dengan maksud : untuk mengetahui lunak atau kerasnya benda uji dan untuk mengetahui deformasi plastis. Metode uji keras :

- Perbandingan

- Penekanan

- Dinamik

Pada sistem Brinel sebuah peluru kecil ditekankan dengan kekuatan tertentu ke dalam benda uji. Kekerasan benda tersebut diketemukan sebagai hasil bagi dari gaya dalam kg dengan mana peluru itu dibebani dan luas bekas penekanan dalam mm2.

Dalam pesawat Brinell terdapat sebuah peluru kecil yang mempunyai penampang tertentu dalam mm (gambar 8-74). Benda uji ditempatkan pada sebuah meja dan dengan meja ini, baik dengan tangan, dengan perantaraan batang sekrup, maupun secara mekanis dengan perantaraan sebuah batang sekrup

Kekerasan yaitu kemampuan bahan untuk menahan deformasi plastis

 

8.1.2.3.2. Sistem pengujian vickers

Vickers menggunakan piramid intan, prinsipnya menekankan F pada penetrator, sehingga pada permukaan benda uji terdapat bekas penekanan. Kekerasannya :

 

VHN = F/Abp = 1,8 F/d²

 

Metode vickers tidak dapat mengukur kekerasan material yang memiliki banyak fasa, karena tidak dapat menginjak semua fasa.

 

8.1.2.3.3. Sistem pengujian rockwell

Rockwell memakai dua jenis beban yaitu beban minor dan major. Beban minor besarnya tetap : 10 kg. Beban major berubah-ubah tergantung skala yang digunakan. Pada alat sudah terukur dan langsung dikonversikan ke skala yang dapat dibaca pada dial indikator pada alat yang dipergunakan.

Skala kekerasan menurut Rockwell : A B C D ... M (yang lazim : A B C)

-       Rockwell skala A (HRA)

Beban mayor : 60 kg, minor : 10 kg, penetrator : kerucut intan

-       Rockwell skala B (HRB)

Beban mayor : 100 kg, penetrator bola baja (1/16"). HRB untuk mengukur logam lunak (hasil proses anneal)

-       Rockwell skala C (HRC)

Beban mayor : 150 kg, penetrator kerucut intan. HRC untuk mengukur logam yang dikeraskan melalui perlakuan panas.

 

8.1.2.4. Pengujian kerapuhan atau keuletan.

Pengujian pukul Pengujian ini ialah untuk memperoleh gambaran bagaimana sikap balian itu apabila mengalami beban yang mengejut (sifat liat). Kita dapat membeda-bedakan pengujian pukul takik, dimana benda yang diuji itu dilemahkan setempat oleh sebuah takik dan pengujian pukul tank. Pada kedua pengujian ini ditetapkan banyaknya tenaga yang dibutuhkan untuk mematabkan sebuah batang percobaan dengan sekali pukulan. Untuk keperluan ini dipakai pesawat pula Charpy (gambar 8—83).

Pada pengujian pukul takik ditempatkannya sebuah batang percobaan yang berbentuk segi empat atau siku-siku dalam pesawat secara mendatar. Batang itu diberi alur takik. Martil ayunan pesawat dijatuhkan melalui sudut a (gambar 8—84). Tenaga patahnya = G x R (cos g — cos a).

Harga pukul takUc .atau sifat liat takik = tenaga patah dalam kgm dibagi

95

penampang dafam mm2 . Penampang ini ditetapkan di tempat alur takik tersebuL Hasil pengujian ini menunjukkan ketahanan bahan terhadap kejutan-kejutan, akan tetapi tidak memberikan harga-harga yang dapat dipergunakan untuk meng-hitung bagian-bagian konstruksi.

Harga-harga yang diperoleh dengan batang-batang yang sama dan dari bahan yang sama pula, sering-sering sangat berlainan. Tambahan lagi Jika harga tersebut dipengaruhi oleh lebar batang, selanjutnya oleh temperatur dimana pengujian itu dilakukan tian akhirnya oleh bentuk alur takik, sehingga sekali untuk membanding-bandingkan berbagai hasii pengujian yang diperoleh itu. Gambar 8—86 memberikan ukuran-ukuran benda uji yang banyak dipakai.

Pada pengujiain pukul tarik dipergunakan sebuah batang percobaan buiat \ang pada kedua ujungnya diberi uhr. Ha tang iiu pada ujung yan^ ,-iatu dipasang pada beban jatuh pa!u Cliarpy menggantikan plsau pemukul, sedangkan pada ujunglainnya disekrupkan .^ebuah flens penalian (gambar 8—86).

Jadi batang ini dipatahkan oleh suatu pukulan tarik. Harga pukul Urik aUu keulctan puku! Urik - icnagu paLaii daiam kgifi uibagi pfiia/npan" uaian: mm . Daya pukul yang telah dihitung itu perlu diselidiki kembali untuk memperoleh hasil-hasil Varig cukup teliti, ialah ; pertama dengan memperhitung-kan tahanan udara dan gcsekan pesawat, dan kedua memperhitungkan pula tenaga kerja yang hilang dari bagian-bagian benda uji yang terlempar ayunan itu.

 

8.1.2.4. Pengujian lelah

Pengujian   lelah   yang   banyak   dilakukan   adalah   dengan pesawat yang dilukiskan pada gambar 8—87.

Sebuah batang percobaan atau benda uji yang bulat dijepitkan pada alat-alat pembantu dan diberi beban lengkung sedemikian, sehingga batang itu harus dapat menahan tarikan, tekanan dan lengkungan. Kesemuanya itu diberi tumpuan yang dapat diputar oleh sebuah motor listrik dengan perputaran yang tidak boleh melebihi dari 10.000 putaran tiap menit. Faktor kelelahan ditetapkan menurut besarnya beban dan banyaknya jumlah perputaran. Pengujian lelah ini member! penjelasan tentang tahan lama suatu bagian mesin

 

8.1.3.   Standar klasifikasi baja SAE

a. Sistem indeks standar menurut angka, semula dikembangkan oleh Society of Automotive Engineers (Perkumpulan Insinyur Otomotif), digunakan untuk menggambarkan baja yang digunakan pada pesawat dan konstruksi otomotif. Dengan sistem ini, memungkinkan untuk penggunaan angka pada bengkel menggambar dan perencanaan untuk menjelaskan kualitas bagian dari bahan yang dilapisi oleh penomoran. Dalam hal ini, baja karbon tinggi diditunjukkan sebagai 1070.

b. Indek spesifik menurut angka

            Gambar pertama (angka) menunjukkan klasifikasi nomor untuk mengetahui kelas dari baja. Jika pada gambar tertulis angka 2 berarti menunjukkan baja nikel; dan jika angka 3 baja nikel khromium. Gambar kedua di dalam SAE angka 1070 adalah nol. Ini menandakan bahwa tidak ada campuran bahan, yang mana hal itu  dijelaskan baja karbon. Dalam hal baja campuran , gambar kedua secara umum menunjukkan kurang lebih  persentasi dari prinsip bahan campuran. Biasanya pada dua atau tiga angka terakhir pada gambar menunjukkan rata-rata kandungan karbon dalam nilai  keseratus dari satu persen.

            Gambar dua terakhir didalam SAE 1070 angka 70 menjelaskanpada kita kandungan baja 0.70 persen karbon, yang mana kurang dari 1 persen. Demikian dengan nomor 2340 menunjukkan baja nikel yang kurang lebih 3 persen nikel (3.35 – 3.75 persen) dan 0.40 persen karbon (0.35-0.45 persen); dan angka 71360 menunjukkan baja tungsten kira-kira 13 persen tungsten (12-15 persen) dan 0.60 persen karbon (0.50-0.70 persen). Penomoran dasar untuk bermacam-macam baja dijelaskan sebagai berikut :

Baja karbon                 1

Baja nikel                    2

Baja nikel-khromium   3

Baja molibdenum        4

Baja khromium           5

Baja khromium-vanadium      6

Baja tungsten              7

Baja nikel-khromium-molibenum dan mangan-molibdenum 8

Baja mangan-silikon   9

 

            SAE     1          0          70

 

Angka pertama (1), baja karbon        

Angka kedua (0), tidak ada campuran

Angka dua terakhir (70), kira-kira karbon 0.70 persen

 

            SAE     2          3          30

 

Angka pertama (2), baja nikel

Angka kedua (3), kira-kira 3 persen nikel

Angka dua terakhir (30), kira-kira 0.40 persen karbon

 

            SAE     7          13        50

 

Angka pertama (7), baja tungsten

Angka kedua (13), kira-kira 13 persen tungsten

Angka dua terakhir (50), kira-kira 0.60 persen karbon

 

            Di dalam menentukan perkiraan komposisi dari baja dari angka SAE, perlu dicatat bahwa kelas atau elemen campuran dasar ditandai dengan angka pertama; persentasi elemen campuran dasar juga ditandai angka kedua di hampir semua kelas; dan kandungan di dalam satu per seratus ditandai oleh angka terakhir. SAE 4130 adalah pengecualian untuk aturan yang disebutkan sebelum itu. Karena

Kode SAE telah dibuat didalamnya, atau sekitar tahun 1906, saat itu telah dibuat ketentuan pembuatan untuk 4130, baja khrom molibdenum, dikenalkan berikutnya sekitar tahun 1918. Kenyataannya, khromium adalah campuran yang menonjol di dalam baja 4130, dan molibdenum tidak, walaupun terdapat diklasifikasikan pada kelompok (4) baja. Angka kedua (1) di dalam baja 4130 menunjukkan kira-kira 1 persen khromium. Kandungan molibdenum, menjadi lebih rendah dibanding khromium, tidak diizinkan. Ini ditunjukkan di dalam analisis diwag ini dan contoh berikut :

           

SAE   4    1   30   (kandungan)

 

Karbon                        0.28% - 0.33%

Khromium                   0.80% - 1.10%

Mangan                                     0.40%

Molibdenum                0.15% - 0.25%

Fosfor (maks)                           0.40%

Sulfur (maks)                           0.40%

Silikon                         0.20% - 0.35%

           

            SAE Khrom Moli 4      1      30

 

Angka pertama (4), baja molibdenum

Angka kedua (1), kira-kira 1 persen khromium

Angka dua terakhir (30), kira-kira 0.30 persen karbon.

           

8.2.       Mengidentifikasi aircraft material non-ferrous

Selain logam-logam besi dan baja    yang banyak digunakan dalam konstruksi mesin, tidak kalah pula pentingnya dalam kebutuhan-kebutuh-an mesin digunakan juga bahan logam besi (non ferro). Bahan ini dipakai dalam segala kebutuhan. Bahan ini antara lain adalah :

 

8.2.1.  Nikel

Bijih Nikel banyak terdapat di Negara-negara Ruaa.Aineriu.Finlaadia, Norwegia dan Indonesia. Susunan yang terdapat dalam bijih-bijih nikel ini ialah:

a. Garnirit yaitu suatu ikatan Silikat Magnesium dan 48% njkel.

b. Kis Nikel merah, yaitu persenyawaan-persenyawaan nikel dengan A*rsenicum.

c. Kis Nikel Putih, mengandung banyak Arsenicum. •

Pembuatan nikel adalah hampir sama dengan pembuatan tembaga yaitu, bijih-bijih nikel mula-mula dipanggang, kemudian dicairkan dengan mereduksi pakai arang dan bahan tambahan dalam sebuah dapur tinggi. Atau dikerjakan dengan jalan elektris di atas sebuah Carvon tertutup. Da-pat dilaksanakan pula dalam dapur nyala api dengan menggunakan bahan-bahan reduksi seperti Mangaan dan Posfor. Nikel mempunyai sifat keras dan padat, ber-warna putih keabu-abuan, dapat menahan pengaruh atmosfer dengan baik. Berat jenisnya 8£ dan titik cairnya 14S5°C. Nikel murni banyak dipakai pada in-dustri-industri kimia. Logam-Iogam baja, tembaga, loyang dan lain-lain biasanya disepuh nikel dengan jalan digalbani. Selain itu juga banyak digunakan untuk paduan-paduan logam yang membutuhkan kepadatan yang besar dan tahan ter-hadap kerusakan dengan pengaruh kimia.

 

8.2.2.        Seng

Seng didapat dari bijih-bijih seng yang bersenyawa dengan belerang. Bijih-bijih seng yang terpenting ialah:

a. Zink blende, Gamei atau spat seng adalah karbonat seng (ZnCO3).

b. Galmei kersik yang terdiri dari silikat seng (Zn Si O4 H20.

c. Zink blende ialah sulfit seng (Zn S).

Untuk memisahkan seng bijih-bijih tersebut dipanggang dalam dapur cenuk yaitu untuk mengeluarkan belerang dan asam arang setelah itu terjadilah oksidasi seng. Karbonatnya terurai menurut: ZnCO^ —* ZnO + C02. Sulfida dioksidasi menurut : 2ZnS + + 3O2 —> 2ZnO + 2SO2. Dioksid  belerang  (SO2) yang  menguap dikerjakan menjadi asam belerang.

Oksid seng (Zn O) yang terjadi sesudah depanggang setelah dicampur dengan zat arang. dapat diredusir di dalam dapur lebur.

Pembuatan dengan elektrolitis untuk mengerjakan ZnO menjadi seng murni kini semakin banyak dipakai, karena dengan cara ini mendapatkan suatu jenis seng mengandung 99,75%Zn. Seng mempunyai sifat, berwarna kelabu muda,Herat jenisnya 7,1 titik cair­nya 149°C.

Pada patahnya berbetuk kristal-kristal, tahan lama terhaddp udara, karena tertutup oleh lapisan oksid seng yang melindunginya. Dalam suhu 130 - 1SO°C seng dapat dipecah-pecah dan kenyal sehingga dapat dijadikan lempeng-lempeng dengan jalan digiling. Penggunaan seng adalah:

 

a. Untuk melindungi besi/baja dengan jalan meneelupkan ke dalam cairan seng yang disebut juga sepuh seng.

b. Untuk melapis besi/baja dengan jalan menggatvani.

c. Seng dapat juga untuk melindungi permukaan benda dengan jalan disemprotkan dalam keadaan cair.

d. Seng dapat dipakai untuk membuat elemen-elemen listrik.

 

8.2.3. Perak

Bijih perak terdapat dalam persenyawaan timbel, seng dan logam-logam lain. Bijih-bijih perak yang mengandung belerang dipanggang dahulu kemudian dicairkan, sedangkan yang mengandung timbel dihaluskan sampai menjadi timbel kerja, kemudian dicairkan dengan memasukkan zat asam yang banyak, sampai timbel terbakar menjadi glit-timbel dan dikeluarkan sebagai terak, yang terting-gal hanya peraknya saja. Ada kalanya cara mengeluarkan timbel dengan jalan elektrolitis.

Berat jenis perak 10,5 dan termasuk logam mulia mempunyai daya hantar yang besar untuk arus listrik. Perak digunakan untuk barang-barang perhiasan, mata uang, juga dipergunakan untuk solder perak, yang terdiri dari 55% perak dan selebihnya tembaga dan seng.

 

8.2.4. Antimon

Antimon   berasal   dari   bijih-bijih   antimon.   Yang   terpenting   ialah kilap Antimon atau kilap Sb2 Sj berwarna kelabu yang banyak terdapat di negara-negara Afrika Utara, Jerman, Jepang, Perancis, Italia dan Tiongkok, Antimon dapat dikerjakan :

 

a) Dengan jalan membakar sehingga terjadi oksid, Antimon :

2 Sb2 S3 + 9O2 -^ 2Sb2 O3 + 6 SO2.

oksid in! kemudian diredusir pakai sulfat natrium, arang kokas dan soda dalam sebuah dapur Cenuk atau dapur nyala api agar supaya dapat memisahkan terak yang baik.

b)  Dengan jalan mencarikan bijih-bijih yang sudah dimumikan dengan pencairan bersama-sama dengan besi, sampai menyebabkan bebasnya Antimun

menurut:

2 Sb2S3 + 3 Fe -> 2Sb2 + 3Fe S2*

Dengan sistem ini logam-logam asal dengan membuang persenyawaan besi dan bahan tambahan dari sulfat Natrium dan arang dicairkan dalam dapur cenuk

atau dapur nyala api. Belerang dari bahan asal bersenyawa dengan besi dan membuat terak dengan bahan tambahan.

Antimon mempunyai penampang patahan yang memperlihatkan kristal-kristal besar dan mengkilap. Walaupun logatn ini lunak tetapi sangat getas, sehingga dapat ditumbuk sampai halus.

Herat jenisnya 6,7 dan titik cairnya 640°C. karena sangat getasnya maka logam ini tidak pernah dipakai sendiri, tetapi selalu dipakai dalam paduan-padu* an dengan berbagai logam lain misalnya untuk logam-putih, untuk membuat hurup dan rangka-rangka untuk lempeng-lempeng akumutator.

8.2.5. Vanadium

— Vanadium adalah dibuat dari bijih-bijih banadium yang didapat dari bermacam-macam petikan. Butir-butir yang penting disebut vanadinit. Tempat pembuatan yang terkenal dari bijih vanadium adalah di Peru Amerika Latin. Cara mengerjakan bijih-bijih vanadium ialah dengan mencairkan pelikan-pelikan yang mengandung vanadium dengan memakai sendawa dan soda. Se-sudah melalui beberapa pekerjaan-pekerjaan kimia akan terjadi pentoksida vanadium, dan basil yang terbaik dapat mengandung kurang lebih 99% vanadium Sifat vanadium adalah berwarna putih, agak keras dan rapuh. Berat jenisnya 5,7 dengan titik cair !715°C. Vanadium ini dapat dipadu dengan bermacam-macam logam lain, umpamanya dengan Aluminium, kobalt, tembaga, nikel, platina dan timah sehingga banyak digunakan untuk pembuatan baja khusus.

 

8.2.6.        Cadmium

Cadmium didapat tidak dalam keadaan murni tetapi selalu didapat -kan dalam persenyawaan dengan logam asal seng. Bahan 'Cadmium ini didapat pada waktu kita sedang mengerjakan seng, yang dilakukan dengan jalan pe-nyulingan (destilasi).

Oleh karena titik didih Cadmium ini lebih rendah dari pada titik didih Beng yaitu 770°C, maka pada waktu pembuatan seng, yang akan keluar terlebih dahulu ialah Cadmiumnya. Sifat dari Cadmium ialah mempunyai berat jenis 9,64 dan titik cairnya 321°C, berwarna putih, bila dibengkokkan dapat ber-bunyi seperti timah, Cadmium dipergunakan dalam paduan-paduan yang titik cairnya rendah, untuk beberapa ma cam logam anti friksi dan untuk menyepuh (melapis) besi dengan Cadmium.

Umumnya logam-logam yang berlapis Cadmium ini lebih tahan terhadap pengaruh udara dari pada logam-logam yang disepuh dengan seng.

 

8.2.7. Molibden

Molibden berasal dari bijih-bijih Molibden yang bersenyawa dengan belerang. Molibden banyak didapat di Amerika, Australia. Jtalia, Swedia dan Norwegia. Cara pengerjaannya adalah dimana bijih-bijih Molibden ini di pang-gang sampai berubah menjadi oksida. Selanjutnya oksida tersebut diredusirdi dalam dapur listrik memakai zat arang.

Moiibden berwarna putih ke perak-perakan yang berat jenisnya 10,2 dan titik cairnya 2620°C. Walaupun logam ini agak keras tetapi dapat dikikir dan ditarik menjadi kawat. Pada suhu biasa dalam udara tidak berubah, tetapi setelah dipanaskan akan mudah mengoksidir. Molibden ini dipergunakan dalam paduan paduan baja, antara lain untuk baja alat-alat perkakas. Sedangkan yang dalam bentuk kawat dipakai di pabrik-pabrik bola lampu.

 

8.2.8. Platina

Platina berasal dari bahan bijih-bijih platina yang serupa benar dengan perak. Platina asal dari kata Plata, bahasa Spanyol yang artinya perak. Bahan Platina ini diketemukan dalam keadaan murni dan umumnya dalam bentuk butir-butir bulat dan persegi. Logam ini diketemukan di pegunungan Ural. Ke-cuali itu terdapat juga di (Columbia, Brazilia dan Kalimantan. Bijih-bijih Platina selain mengandung platina, kerap kali mengandung emas,  sedangkan beberapa bijih kadang-kadang juga mengandung besi, tembaga, timah hitam dan zirko-nium. Kadar platina yang terkandung dalam bijih-bijih tersebut antara 50 — 80%. Pembuatan   Platina  dapat   dengan  bermacam-macam cara yaitu sesuai dengan campuran zat-zat yang terkandung dalam bijih tersebut. Untuk bijih yang mengandung emas dapat dikerjakan dengan air raksa, emas dengan logam-logam lain dapat melarut dalam air raksa, sedangkan Platina tidak dapat larut. Ada juga yang dikerjakan dengan jalan kimia, dimana Platina dapat dibersihkan sampai tercapai keadaan yang murni.

Sifat dari Platina adalah mempunyai berat jenis 21,04 dan titik cairnya terletak pada suhu 1770°C mempunyai warna putih keperak-perakan, Seperti halnya dengan tembaga dan perak, Platina sangat baik untuk ditempa dan ditegang. Kecuali itu platina dapat dikerjakan dengan sempurna dan tidak akan mengoksidir dalam' udara, walaupun dalam keadaan pijar putih, juga tidak aapat dirusak oleh asam-asam yang kuat dan alkali. Platina ini akan laurt dalam air raja (asam garant dan asam sendawa). Jika dibakar dalam api yang banyak

mengeluarkan bara, Platina akan menjadi rapuh, karena persenyawaan dengan zat arang,

Logam ini sangat mahaLharganya, oleh karena itu tidak banyak digunakan. industri-industri kimia Platina dipakai sebagai cawan, Yang-berbentuk kawat dipergunakan

untuk membuat thermometer tahanan. Platina bisa dipakai sebagai ujung-ujung kontak pada penyalaan motor bakar.

 

 

Logam

Komposisi

Kekuatan tarik

Ketahanan terhadap korosi

Prinsip penggunaan

Aluminum alloy-1100

Al-99%

Campuran-1%

13,000 psi

Baik

Tangki bahan bakar, cowling, fairing, bagian non struktur

Aluminum alloy-3003

Al-97%

Mn-1,5%

Campuran-1%

16,000 psi

Baik

Sama seperti di atas

Aluminum alloy-2017

Al-92%

Mg-0.2-0.75%

Mn-0.04-1.0%

Cu-3.5-4.5%

26,000 psi

Baik

Penutup kulit yang kena tekanan, bagian-bagian yang terkena ekstrusi, paku keling

Aluminum alloy-2017 clad

Kurang lebih sama seperti yang di atas. 5%  dilapisi dengan Al murni di roll pada permukaan dari plat

56,000 psi saat telah dilakukan perlakuan panas

Baik

Sama seperti alloy saat sudjeknya untuk korosi

Aluminum alloy-2024

Al-92%

Mg-0.2-0.75%

Mn-0.04-1.0%

Cu-3.5-4.5%

26,000 psi kondisi pelunakan, 68,000 psi saat kondisi telah dilakukan perlakuan panas

Sedang

Pengganti aluminum alloy 2017

Aluminum alloy-2024 clad

Kurang lebih sama seperti yang di atas. 5%  dilapisi dengan Al murni di roll pada permukaan dari plat

25,000 psi kondisi pelunakan, 62,000 psi saat kondisi telah dilakukan perlakuan panas

Baik

Sama dengan yang di atas

Aluminum alloy-5052

Al-92%

Mg-2.2-2.8%

Mn-0.1%

Cu-0.01%

Ch-0.15-0.35%

35,000 psi dalam kondisi telah dilakukan pelunakan

Baik

Saluran bahan bakar dan hidrolik, ujung sayap, tangki bahan bakar

Aluminum alloy-5053

Al-98%

Mg-1.1-1.4%

Mn-0.1%

Cu-0.1%

Ch-0.15-0.35%

19,000 psi dalam kondisi telah dilakukan pelunakan

Baik

Rivet, saluran, fairing

Aluminum alloy-7075

Al-89%

Mg-2.1-2.9%

Mn-0.1-0.3%

Cu-1.2-2.0%

Ch-0.1-0.4%

Zn-5.1-6.1%

40,000 psi dalam kondisi telah dilakukan pelunakan

Baik

Saluran fluida tekanan tinggi, kegunaan konstruksi dimana kekuatan yang besar dibutuhkan

Kuningan (tembaga)

Cu-75%

Zn-25%

45,000 psi

Baik

Radiator

Tembaga

Cu-99.9%

Campuran-0.1%

31,790 psi

Baik

Kabel listrik, radiator, gasket, washer

Timah

Pb-99.9%

Campuran-0.1%

3,000 psi

Tinggi, melawan zat asam

Saluran asam tangki

Seng

Zn-99.9%

Campuran-0.1%

20,000 psi

Baik, kecuali asam

Pola dan untuk membuat seng klorida

Campuran magnesium

Al-3.0-10.0%

Mn-0.1-1.5%

Mg-Sisa

Beberapa tingkatan isi mencapai Zn 3.0%

Tuang 38,000 psi, pelat dan ekstrusi 44,000 psi

Rendah

Pelat, tangki oli, komponen-komponen mesin tuang


Text Box: Tabel sifat dan penggunaan dari logam non ferrousMenerapkan aircraft material composite dan non-metallic

 

8.2.1.  Material Composite

teknologi material telah melahirkan suatu material jenis baru yang dibangun secara bertumpuk dari beberapa lapisan. Material inilah yang disebut material komposit. Material komposit terdiri dari lebih dari satu tipe material dan dirancang untuk mendapatkan kombinasi karakteristik terbaik dari setiap komponen penyusunnya. Pada da- sarnya, komposit dapat didefinisikan sebagai campuran makroskopik dari serat dan matriks. Serat merupakan material yang (umumnya) jauh lebih kuat dari matriks dan berfungsi memberikan kekuatan tarik. Sedangkan matriks berfungsi untuk melindungi serat dari efek lingkungan dan kerusakan akibat benturan. Serat kaca (glass fibre) adalah material yang umum digunakan sebagai serat. Namun, teknologi komposit saat ini telah banyak menggunakan karbon murni sebagai serat. Serat karbon memiliki kekuatan yang jauh lebih baik dibanding serat kaca tetapi biaya produksinya juga lebih mahal. Komposit dari serat karbon memiliki sifat ringan dan juga kuat.

Komposit jenis ini banyak digunakan untuk struktur pesawat terbang, alat-alat olahraga, dan terus meningkat digunakan sebagai pengganti

Text Box: Gambar : susunan compositetulang yang rusak. Selain serat kaca, polimer yang biasanya menjadi matriks juga dapat dipakai sebagai serat atau penguat. Contohnya, kevlar merupakan serat polimer yang sangat kuat dan dapat meningkatkan toughness dari material komposit. Kevlar dapat digunakan sebagai serat dari produk komposit untuk struktur ringan yang handal, misalnya bagian kritis dari struktur pesawat terbang. Sebenarnya, material komposit bukanlah penggunaan asli dari kevlar. Kevlar dikembangkan untuk pengganti baja pada ban radial dan untuk membuat rompi atau helm anti peluru.

Sedangkan untuk matriks, kebanyakan material komposit modern menggunakan plastik thermosetting, yang biasanya disebut resin. Plastik adalah polimer yang mengikat serat dan membantu menentukan sifat fisik dari material komposit yang dihasilkan. Plastik termosetting berwujud cair tetapi akan mengeras dan menjadi rigid ketika dipanaskan. Plastik ini memiliki tahanan terhadap serangan zat kimia yang baik meskipun berada pada lingkungan ekstrim. Untuk tujuan khusus, digunakan matriks dari keramik, karbon dan logam.

Contohnya, keramik digunakan untuk material komposit yang didesain bekerja pada temperatur sangat tinggi dan karbon digunakan untuk produk

yang menerima gaya gesek seperti bearing dan gear.

Pada material komposit dikenal istilah lamina dan laminate. Lamina adalah satu lembar komposit dengan satu arah serat tertentu, sedangkan laminate adalah gabungan beberapa lamina. Laminate dibuat dengan cara memasukkan pre-preg lamina ke dalam autoclave selama selang waktu tertentu dan dengan tekanan serta temperatur tertentu pula. Auroclave adalah suatu alat semacam oven bertekanan untuk menggabungkan lamina. Dibanding dengan material konvensional keunggulan komposit antara lain yaitu memiliki kekuatan yang dapat diatur (tailorability), tahanan lelah (fatigue resistance) yang baik, tahan korosi, dan memiliki

kekuatan jenis (rasio kekuatan terhadap berat jenis) yang tinggi. Manfaat utama dari penggunaan komposit dalam mendapatkan kombinasi sifat kekuatan serta kekakuan tinggi dan berat jenis yang ringan.

Dengan memilih kombinasi material serat dan matriks yang tepat, kita dapat membuat suatu material komposit dengan sifat yang tepat sama dengan kebutuhan sifat untuk suatu struktur tertentu dan tujuan tertentu pula. Penerbangan modern, baik sipil maupun militer, adalah contoh utamanya.  Keduanya akan menjadi sangat tidak efisien tanpa adanya material komposit. Material komposit canggih kini telah umum digunakan pada bagian sayap dan ekor, propeller, bilah rotor, dan juga struktur internal pesawat terbang. Selain aplikasi di industri dirgantara, dewasa ini material komposit telah banyak juga digunakan untuk badan mobil F1, alat-alat olahraga, struktur kapal dan industri migas. Hambatan dalam aplikasi material komposit umumnya adalah soal biaya. Meskipun sering kali proses manufaktur material komposit lebih efisien, namun material mentahnya masih terlalu mahal. Material komposit masih belum bisa secara total menggantikan material konvensional seperti baja, tetapi dalam banyak kasus kita memiki kebutuhan akan hal itu. Tidak diragukan, dengan teknologi yang terus berkembang, pengunaan baru dari material komposit akan bermunculan. Kita belum melihat semua yang material komposit dapat lakukan.

 

8.2.2.   Material Non-Metallic

 

8.3.2.1. Asbes.

Asbes adalah suatu jenis mineral terdiri dari asam kersik dan magnesium yang berbentuk serat. Untuk beberapa mineral sangat beda kwalitas dari serat-seratnya. Misalkan jenis khrisotil yang diketemukan di Pulau Serarn bentuk seratnya bervariasi panjang dan pendek, sedangkan jenis antopilit yang diketemukan di dat-rah Kebumen bentuk seratnya bervariasi tidak dapat dipintal, letapi lebih taban terhadap asam.

Serat-serat yang telah digiling diteruskan ke mesin pemintalan, di mana ia dipintal dengan memakai kapas sehingga menjadi benang tunggal. Sesudah itu diteruskan pula ke mesin perangkapan untiik disalukan jadi salu ptntal. Asbes itu berwarna kelabu kemerah-merahan, Siiat-sifat yang terpenting ialah bahwa asbes tidak dapat terbakar.

Pemakaian ashes yang berkwalitas tinggi, dipakai untiik mejapisi .renvrem mobil.

 

8.3.2.2. Karet.

Karet itu diperoleh dari getah yang didapat dari pohon_Hevea B.rasiJiensU yang hanya dapat tumbuh di daerah-daerah tropis. Dalam pohon-pohon itu dibuat penyayatan-penyayatan pada kulitnya, dimana kita mendapatkan getah putih yang disebut lateks. Pohon-pohon itu memerlukan kira-kira_5 tahun sebelum kita dapat menyadapnya.

 

8.3.       Menerapkan jenis-jenis corrotion

Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan lingkungannya (Roberge, 1999). Definisi lainnya adalah korosi merupakan rusaknya logam karena adanya zat penyebab korosi, korosi adalah fenomena elektrokimia dan hanya menyerang logam (Gunaltun, 2003). Pada dasarnya peristiwa korosi adalah reaksi elektrokimia. Secara alami pada permukaan logam dilapisi oleh suatu lapisan film oksida (FeO.OH). Pasivitas dari lapisan film ini akan rusak karena adanya pengaruh dari lingkungan, misalnya adanya penurunan pH atau alkalinitas dari lingkungan ataupun serangan dari ion-ion klorida. Pada proses korosi terjadi reaksi antara ion-ion dan juga antar elektron. Anode adalah bagian dari permukaan logam dimana metal akan larut.

Reaksinya :

<!--[if !vml]--> Fe —–> 2 Fe++ + 4e-

Dengan kata lain ion-ion besi Fe++ akan melarut dan elektron-elektron e- tetap tinggal pada logam. Katode adalah bagian permukaan logam dimana elektron-elektron 4e- yang tertinggal akan menuju kesana (oleh logam) dan bereaksi dengan O2 dan H2O.

<!--[if !vml]--><!--[endif]--> O2 + H2O + 4e- —–> 4 OH-

Ion-ion 4 OH- di anode bergabung dengan ion 2 Fe++ dan membentuk 2 Fe(OH)2. Oleh kehadiran zat asam dan air maka terbentuk karat Fe2O3.
Jenis-jenis korosi yang sering terjadi antara lain :

 

 

8.3.1.   Korosi Permukaan

         Korosi yang disebabkan oleh salah satu, bahan kimia langsung atau terserang elektrokimia.  Korosi  permukaan nampak pada permukaan yang kasar, tergores, atau berlubang pada permukaan logam. Korosi yang dihasilkan seringkali disertai dengan endapan bubuk.  Korosi permukaan disebabkan salah satu, terkena bahan kimia langsung atau serangan elektrokimia. Terkadang korosi juga akan tersebar di bawah permukaan yang dicat dan tidak dapat disebabkan oleh kekerasan permukaan atau endapan bubuk.  Sebagai pengganti, cat atau plat akan diangkat semua pada permukaan dalam lepuhan kecil dimana dihasilkan dari tekanan di bawah tumpukan produk korosi.

 

8.3.2.   Korosi Logam yang Berbeda

         Kerusakan lubang yang luas mungkin dihasilkan dari hubungan antara bagian-bagian logam yang berbeda di dalam konduktor. Saat korosi permukaan mungkin atau tidak mungkin mengambil daerah, aksi galvanik, tidak serupa elektroplat, terdapat pada titik-titik atau daerah-daerah yang berhubungan dimana telah retak atau diabaikan. Serangan elektrokimia dapat sangat serius karena kejadian ini, dalam banyak hal, mengambil daerah yang tidak kelihatan, dan satu-satunya jalan untuk mendeteksinya lebih dulu pada struktur yang rusak dengan membongkar dan menginspeksi.

 

8.3.3.   Korosi Intergranular

         Korosi jenis ini menyerang sepanjang batas-batas butir dari campuran dan biasanya dihasilkan dari ketidakseragaman dalam struktur campuran. Aluminium campuran dan beberapa baja tahan karat terutama sekali rentan terhadap serangan elektrokimia. Ketidakseragaman disebabkan oleh terjadinya perubahan dalam campuran selama proses pemanasan dan pendinginan. Korosi intergranular mungkin ada tanpa bukti permukaan yang nampak. Korosi intergranular sangat keras mungkin terkadang disebabkan permukaan logam yang ”terkelupas:. Ini mengangkat atau melapisi logam pada permukaan yang melapisi batas-batas butir disebabkan sisa tekanan korosi produk yang bertambah. Jenis korsoi ini sulit untuk dideteksi pada tingkat keasliannya. Metode inspeksi Ultrasonik dan arus pusar telah berhasil digunakan (gambar 18-9 dan 18-10)

 

8.3.4.   Korosi Tekanan

         Korosi tekanan terjadi akibat dari efek kombinasi dari tekanan tarik yang terus menerus dan lingkungan yang korosif. Korosi tekanan retak, ditemukan hampir semua sistem logam; bagaimanapun terutama sekali karakteristik dari aluminium, tembaga, khusus baja tahan karat , dan baja campuran dengan kekuatan tinggi (lebih dari 240,000 psi). Biasanya terjadi disepanjang garis perlakuan dingin dan mungkin sifat dalam transgranular atau intergranular. Aluminium campuran pengungkit dengan tekanan pada bushing, penyangga kejut roda pendarat dengan pipa tipe ulir sekrup gemuk alat-alat bantu, clevis pin joint, sesuai susut, dan tabung mur B dengan tekanan berlebihan adalah contoh dari bagian yang rentan terhadap korosi tekanan. (gambar 18-12)

 

8.3.5.   Korosi Lubang

Korosi secara lokal pada permukaan logam, berusaha menembus kedalam logam. Penyebab utamanya adanya serangan oleh ion klorida dan Kerusakan material yang disebabkan oleh adanya kavitasi (terbentuk gelembung) dari cairan dalam aliran fluida pada fase antar muka padat cair. Contohnya di impeller pompa. Ini mungkin terjadi pada logam tetap ini banyak terjadi pada jenis aluminium dan campuran magnesium. Lubang pertama terlihat putih disektarnya, bubuk endapan pada aluminium; bagaimanapun, permukaan nampak kuning-kuningan kecil sekali lubang atau rongga. Dalam kejadiannya, lubang terlihat dirumuskan dengan baik pada bukit dan lembah saat dilihat melalui lensa kaca pembesar. Dalam kejadian lubang kecil, korosi dapat dihilangkan dengan etsa-asam, mencuci, atau buffing, dapat dipakai.

 

8.3.6.   Korosi Fretting

            Korosi fretting terutama sekali merusak pada bentuk korosif yang diserang yang mana terlihat saat dua permukaan yang menempel secara normal saat berhenti berkenaan dengan logam satu dengan yang lainnya, yang pokok sedikit gerakan relatif. Ini sifat dari lubang pada permukaan, dan generasi jumlah sedapat mungkin potongan dengan cabang yang halus. Sejak gerakan terbatas dari dua permukaan mencegah potongan dari melepasnya dengan sangat mudah, terjadi abrasi lokal yang luar biasa. Kehadiran uap air sangat menaikkan tipe ini dari keadaan buruk.

 

8.3.7.   Korosi Lelah

            Retak yang disebabkan oleh tekanan putaran pada logam di korosi sekeliling daripada terus menerus beban yang tetap yang menyebabkan retak korosi tekanan disebut korosi lelah. Korosi dapat dihasilkan dalam formasi lubang yang dangkal pada daerah tekanan. Lanjutan daerah yang terkena korosi, tajam, kedalaman lubang. Ini dapat memunculkan tempat untuk permulaan terjadinya retak lelah yang mana akhirnyamenyebabkan kerusakan pada komponen. Kehadiran korodan signifikan mempercepat tingkatan perkembangan dari retak lelah.

 

8.3.8.   Korosi Pengelupasan kulit

            Korosi pengelupasan kulit yaitu lanjutan dari korosi intergranular yang mana penunjukkannya oleh pengangkatan permukaan logam oleh gaya yang memperluas akumulasi hasil korosi pada batas-batas butir hanya di bawah permukaan. Walaupun ini sering terlihat pada bagian ekstruksi tebal butir biasanya kurang dari bentuk pengerolan, pengelupasan kulit juga terjadi pada besi tempa, plat, dan batang lembaran.

            Prinsip berbahaya dari korosi ini terletak dalam potensial kehilangan kekautan sebagai hasil dari merusaknya jalan permukaan bantalan dan kehilangan dalam bagian yang efektif sebelum jumlah yang cukup besar produk korosi yang terkumpul pada permukaan logam.

            Sering terlihat di lingkungan marin, korosi ini biasanya terjadi di bagian atas sayap dan kontrol permukaan sekeliling fastener. Tingkat korosi ini biasanya dipercepat dengan adanya logam yang berbeda seperti baja fastener dan elektrolit korosif seperti air garam.

 

8.3.9.   Korosi Celah atau Korosi Sel Konsentrasi

            Perbedaan konsentrasi dari elektrolit atau aktif anoda dan katoda dapat membuat jenis korosi yang baru dan disebut korosi sel konsentrasi.

Dalam jalan keluar tak terjebak, perbedaan biasanya dalam jumlah oksigen yang larut atau dalam nomor logam ion yang mengisi. Jika ada dua titik yang terjebak dalam kotak air atau solusi pembersihan berarti ada konsentrasi yang berbeda, daerah anodik dan katodik mungkin dihasilkan, dan daerah anodik yang akan terserang.

Jenis ini terjadi menyerang secara umum pada celah, atau daerah yang mana cairan dapat tersimpan. Menjaga daerah bersih, menghilangkan air yang terjebak, menghindari pembuatan celah selama perbaikan, tepatnya menggunakan perapat, dan menghilangkan kekosongan yang mana dapat menjadi penjebak air yang akan mencegah dari korosi sel konsentrasi.

 

8.3.10.    Korosi Filiform

               Korosi filiform disebabkan oleh kelembaban yang tinggi dan terjadinya cahaya mandiri dan bakteria. Terjadinya di sekitar fastener, engsel kulit, atau retaknya lapisan cat, Terserang elektrolit, terdapat uap lembab, oksigen, dan ion korosif.

Bentuk khusus dari tanda korosi ini bentuknya tajam, liat liut, beralur di bawah cat yang tersebar dari fastener, engsel kulit penumpu, atau rusaknya lapisan dalam filiform atau threadlike manner.

               Dalam banyak hal korosi filiform murni melibatkan korosi permukaan ringan dengan tidak merusak sturuktur. Saat ini tampilan yang tidak diingini dan rusaknya lapisan cat dibolehkan akibat sangat korosi langkah harus diambil untuk mencegah pengembangan yang lebih lanjut. Tujuan perlakuan yang melibatkan pelepasan cat yang telah melepuh dan daerah insepksi dengan 10 kali kaca pembesar untuk menentukan luas dari daerah korosi. Semua produk korosi harus dihilangkan dan daerahnya ditutup dengan cat pelindung. Jika korosi tetap ada di bawah kepala fastener, fastener harus dihilangkan, dan daerahnya harus dibersihkan, dan fastener baru dipasang setelah diberi alodine primer pelindung atau perapat.

 

 

8.3.11.    Korosi Mikrobiologi

               Korosi yang disebabkan oleh mikroba biasanya terjadi di tangki bahan bakar secara keseluruhan, misalnya jamur, ragi yang terkontaminasi dengan kerosene-tipe bahan bakar mesin jet, bakteri penghasil sulfat (sulfobrio) menghasilkan H2S atau H2SO4 yang bersifat korosif. Organisme biasanya ada dalam tanah dibawa oleh udara dan air tanah dan mungkin ditemukan pertumbuhannya di lapisan air dalam tangki. Setelah masa pertumbuhan dalam tangki, endapan lumpur terbentuk, yang mana mungkin terdapat oksigen dan memungkinkan adanya organisme lain.

Mekanisme korosi tidak sepenuhnya dimengerti, walaupun ini dimungkinkan meliputi pembentukan konsentrasi sel. Beberapa organisme dikenal mampu melakukan penetrasi ke lapisan organik di dalam tangki, dimungkinkan mikroorganisme lain dan produk metabolik lain untuk menyerang aluminum secara searah.

Pembentukan mikrobial dapat dicegah dengan memasang pembuangan tangki secara sempurna, dengan pengawasan secara berkala sistem penyaluran bahan bakar, dan saringan air dari bahan bakar selama proses transfer dan pengisian bahan bakar ke pesawat. Dan tambahan lagi, tangki yang tercemar seharusnya dibersihkan dengan uap dengan jarak berkala. Diakui bahwa penambahan bahan bakar biocidal juga mengurangi kerasnya korosi mikrobial.

 


FINISH 

MERCI 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

The ICAO Phonetic Alphabet / The Aviation Alphabet

The ICAO Phonetic Alphabet / The Aviation Alphabet      Dalam dunia penerbangan, pilot dan pengatur lalu lintas udara menggunakan istilah kh...