NAMA PENGAJAR :
SUHARMADI
MAPEL :
MAINTENANCE PRACTICE
MATERI :
INSPECTION AND TESTING PADA
PIPES AND HOSES
1.
Peserta diklat dapat mengerjakan
proses bending pipa pada perawatan dan perbaikan pesawat udara
2.
Peserta diklat dapat memeriksa kebocoran pada tubing atau
pipa pada perawatan dan perbaikan pesawat udara
3.
Peserta diklat dapat memasang
rangkaian pipa dengan baik dan benar pada perawatan dan perbaikan pesawat udara
Mengevaluasi Inspection
and Testing pada Pipes and Hoses
Bahan
Bacaan 1
3.1. Pipe atau Piping
Pipa-pipa yang terpasang pada konstruksi pesawat udara
digunakan untuk mengangkut cairan atau gas (biasanya bertekanan) antara
berbagai komponen dari sistem pesawat udara. Pipa-pipa tersebut digunakan dalam
pesawat udara untuk bahan bakar, minyak pelumas, pembuat proses oksidasi,
pendingin, oksigen pernapasan, instrumen, hidrolik, dan garis lubang angin.
Diharapkan Peserta harus terbiasa dengan prosedur-prosedur untuk pengujian dan
pemasangan pipa pembuatan, dan Peserta harus mengenali berbagai perangkat (tools) serta peralatan serta bagaimana
untuk mengidentifikasikan penggunaan pipa yang berbeda.
Gambar
3. 1 Instalasi pipa pada engine pesawat udara
Pemasangan pipa dibuat dari pipa kaku dan selanjutnya
dihubungkan dengan fitting-fitting.
Pipa yang digunakan dari pabrikan diukur oleh diameter luar dan ketebalan dinding.
Ukuran Diameter luar dinyatakan dalam kenaikan per 16 satuan inci dimana angka
pipa menunjukan ukuran
nya dalam per 16 satuan
inchi. Sebagai contoh pipa nomor 6 menyatakan ukuran 6/16 atau 3/8 inci;
pipa nomor
8 menyatakan ukuran 8/16 atau 1/2 inci, dan lain-lain.
Ketebalan dinding ditetapkan dalam perseribuan satuan inchi. Jenis pipa yang
paling umum digunakan pada pesawat
udara adalah pipa baja tahan karat untuk
tekanan tinggi dan pipa
aluminum campuran logam untuk tekanan tinggi serta serba guna.
3.2. Pengujian Tekanan
Pipa yang terpasang harus dibuktikan dengan uji tes tekanan
sampai dua kali lebih tekanan operasi dari sistem dimana mereka dipasang. Pipa
yang dipasang dalam sistem yang mempunyai tekanan operasi kurang dari 50 psi
harus dibuktikan dengan uji tekanan minimum 100 psi. Lubang angin pipa atau
saluran pipa tidak memerlukan bukti uji tekanan. Fluida medium untuk bukti uji
tekanan pada semua pemasangan pipa kecuali sistem oksigen seharusnya medium
cair seperti fluida hidrolik, air, atau minyak. Pipa Oksigen harus diuji
menggunakan nitrogen kering dan memeriksa kebocoran pipa dengan cara dicelupkan
di dalam air.
3.3. Menghubungkan 2 titik dengan tubing
Saat menghubungkan dua buah titik dengan tubing, yang saling berdekatan, ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Saat beroperasi, terutama pada medium proses yang panas,
tubing akan mengalami ekspansi
sehingga diperlukan ruang
untuk berexpansi. Pada saat dipasang pada benda yang dinamik, tubing juga perlu gerakan dinamik agar
tidak mengalami kerusakan fisik. Serta faktor maintainability atau kemudahan perawatan juga harus
dipertimbangkan, misalnya kemudahan dalam membongkar/pasang tubing saat ada perawatan pada komponen
instrumentasi tertentu.
Gambar berikut menggambarkan kesalahan pada saat instalasi tubing pada dua titik yang saling berdekatan:
![]() |
Gambar 3. 2 Pemasangan tubing
yang benar dan salah
Perhatikan empat gambar sebelah kiri yang bertanda silang
merah (X), coba bayangkan jika kita ingin membuka tubing tersebut dari fitting.
Kita akan mengalami kesulitan karena tidak ada ruang untuk keluar/masuk tubing. Jika dipaksakan, maka besar
kemungkinan tubing akan bengkok dan
mengalami kerusakan, yang pada ujungnya dapat mempengaruhi performa tubing secara keseluruhan.
Pada kolom sebelah kanan, empat gambar yang kolomnya
bertanda checklist warna hijau, maka saat membongkar/pasang tubing, akan relatif lebih mudah, karena
akses keluar/masuk tubing kita
sediakan.
Bahan Bacaan 2
3.4. Hosing
Pipa karet yang diinstalasi pada pesawat udara digunakan
untuk menghubungkan bagian-bagian
yang bergerak dengan bagian-bagian stasioner dan ditempatkan pada lokasi yang
mempunyai getaran ekstrim.
Pipa-pipa karet ini lebih berat dibandingkan pipa aluminium alloy dan memburuk lebih cepat. Mereka digunakan hanya ketika benar-benar diperlukan. Pemasangan Pipa karet
terbuat dari pipa karet dan perabot pipa karet. Sebuah pipa karet terdiri dari
lapisan berganda dari berbagai bahan.
![]() |
Gambar 3. 3Hose
3.5. Perangkat Keras Perakitan
Pipa Karet
Perabot Pipa karet (hose fitting) dirancang dan dibangun
sesuai dengan spesifikasi militer serta standar militer
untuk bentuk wujud pipa karet serta tekanan
operasi
tertentu. Perabot dijelaskan oleh suatu nomor seri standar
militer yang mempunyai nomor garis tertentu untuk menunjukan ukuran.
Nomor garis pada fitting
tidak menjelaskan suatu ukuran dengan cara sama sebagai nomor garis pipa
karet. Nomor garis pada fitting menyesuaikan
dengan nomor garis pada pipa karet sedemikian rupa sehingga keduanya akan sesuai
di dimensi kritis untuk membentuk suatu perakitan pipa karet.
Bahan yang digunakan dalam konstruksi dari perabot
bervariasi sesuai dengan aplikasi. Bahannya meliputi aluminum, baja karbon, dan
baja tahan karat.
Perabot (fitting)
yang kualifikasinya di bawah satu dokumen militer mungkin saja diproduksi oleh
beberapa pabrikan.
Dua metoda atau gaya yang digunakan untuk mengamankan
perabot pipa karet pada pipa karet. Dua metode itu reusable dan swage.
3.6. Gaya reusable (Reusable style)
Mengacu pada gaya reusable
yang telah memodifikasi ulir internal dalam socket untuk menggenggam pipa karet dengan baik. Fitting dapat dilepas dari suatu
perakitan pipa karet dan reused pada pipa karet lain, menyediakan itu melewati
suatu inspeksi untuk cacat. Perabot gaya Dapat digunakan kembali diberi hak
mengganti perabot untuk penggantian pemasangan pipa karet.
3.7.
Swage atau Crimp Style
Beberapa pabrikan perakitan pipa karet menggunakan suatu swage atau gaya kerutan. Gaya ini
memerlukan socket untuk mengubah
bentuk secara permanen oleh mesin bertenaga hidrolik atau elektrik. Perubahan
bentuk pada socket dan perangkat
keras yang berhubungan harus dibongkar.
3.8. Fitting
Pengertian fitting pada
pemasangan pipa pada konstruksi pesawat udara adalah bagian dari instalasi
pemipaan yang berfungsi sebagai penyambung antar pipa dan sebagai bagian akhir
pemipaan (outlet fitting)
Fitting-fitting untuk sambungan pipa
dibuat dari bahan campuran logam aluminum, baja titanium, baja tahan karat,
kuningan, dan perunggu.
Fitting dibuat di banyak bentuk
wujud dan gaya. Berikut di bawah ini di berikan
beberapa
|
![]() |
Gambar 3. 4 Swage tube
fitting
|

Penting juga peserta memahami kode fitting supaya tidak ada kesalahan dalam memasang pipa ke fitting. Sebagai contoh fitting dengan kode MS 21900-4-D artinya
adalah sebagai berikut:
MS : dikhususkan untuk spesifikasi militer
2190 : Design part
number adapter flareless tube AN flared tube
4 : ukuran fitting dalam satuan per 16 inchi yaitu
4/16 inchi D : Material berbahan aluminium alloy
Bahan Bacaan 3
3.10.
Pemotong Pipa ( Tube Cutter)
Untuk memotong tubing
sebenarnya bisa saja menggunakan gergaji besi, tetapi hasil pemotongannya
biasanya tidak bagus, ujung potongan seringkali tidak rata dan kasar. Ada alat khusus
untuk memotong tubing yang di sebut tube cutter, dengan menggunakan alat ini
hasil potongan jadi presisi, Tubing memiliki
alat potong khusus, yang bentuknya seperti tampak pada gambar dibawah ini;
Gambar 3. 6 Tube cutter
Alat pemotong pipa ini terdiri dari blade, roller, dan
pengencang. Langkah-langkah cara menggunakan pemotong tubing
1.
Ukur panjang tubing sesuai dengan
kebutuhan, lalu beri tanda dengan pensil atau spidol.
2.
Lebarkan rongga antara roller dan cutter blade hingga tubing bisa ditempatkan diantaranya, caranya dengan
memutar knob pengencang secara berlawanan arah jarum jam.
3.
Tempatkan tubing yang akan dipotong pada tube cutter, atur penempatannya
sehingga letak bagian tubing yang
ditandai dengan spidol tepat berada pada bagian yang tajam dari cutter blade lalu kencangkan dengan
memutar knob pengencang, jangan terlalu kencang agar tubing bisa diputar.
4.
Putar tube cutter searah jarum jam
3 putaran hingga cutter blade menancap pada bagian tubing yang ditandai spidol, secara bertahap tambah kekencangan
dengan memutar tombol pengencang searah jarum jam sambil tube cutter terus
diputar, lanjutkan hingga tubing terputus,
ingat jangan menekan terlalu kencang
karena bisa merusak
cutter blade dan bisa membuat
tubing menjadi penyok. Untuk
menyambungkan tubing dengan tubing ada 2 cara yaitu penyambungan menggunakan
konektor dan penyambungan menggunakan sistem las.Untuk menyambung tubing dengan
konektor dibutuhkan alat yang namanya konektor dan flaring tool. Flaring tool
berfungsi untuk mengembangkan bagian ujung tubing
agar bisa diikat
dengan konektor. Sedang untuk penyambungan tubing
dengan sistem las dibutuhkan
alat las dan alat swaging, alat swaging berfungsi
mengembangkan bagian ujung tubing agar tubing yang ukuran nya sama bisa dimasukkan satu ke yang lain.
3.11.
Tube Deburring
Setelah Peserta memotong pipa, langkah selanjutnya adalah
menghilangkan semua beram dan bagian tepi yang tajam yang masih melekat di
dalam maupun di luar pipa dengan alat deburring.
Pastikan bahwa tidak ada sisa partikel asing. Peserta harus menghindari proses deburring berlebihan, yang bisa
menyebabkan terlalu dalam suatu chamfer pada
diameter dalam pipa. Chamfer tidak boleh melebihi 1.5 ketebalan dinding dari
pipa. Kurangi tekanan dan putar alat deburring
beberapa kali untuk menghasilkan suatu permukaan halus. Tanpa tekanan
pengisap, kurangi alat deburring dari
pipa sampai tonjolan pertama dari plug elastis diarahkan. Bersihkan ujung pipa
dan plug.
Periksa ujung pipa untuk melihat jika itu seluruhnya telah
dideburr. Jika ujung pipa hasilnya baik, tanpa tekanan
pengisap, lepaskan alat deburring dari pipa. Jika ujung pipa belum seluruhnya dideburring, tanpa tekanan pengisap,
dorong alat deburring kembali ke pipa
dan ulangi seluruh tahap.
![]() |
Gambar 3. 7 Alat Deburring
3.12.
Alat Flaring
Ketika tubing akan disambungkan dengan memakai
konektor, bagian ujung
tubing harus dibuat mengembang
agar tubing bisa diikat dan
dikencangkan.
Alat yang dipakai untuk mengembangkan tubing ini disebut alat flaring.
Komponen alat flaring terdiri dari, flaring blok dengan wing nut sebagai pengencang, flaring yoke, spinner,dan feed screw,
bentuknya seperti pada gambar dibawah ini:
![]() |
Gambar 3. 8 Flaring Tool
Cara memakai flaring tool sebagai berikut;
1. Potong tubing sesuai kebutuhan.
2. 2. Gunakan kikir
untuk membuat permukaan ujung tubing rata, lalu bersihkan
dari partikel-partikel potongan
3. 3. Kendorkan wing nut lalu tempatkan tubing pada
flaring blok sesuai dengan ukurannya, kencangkan wing nut agar tubing terjepit erat pada flaring blok.
4.
4. Tempatkan spinner pada ujung tubing lalu
putarkan spinner hingga ujung
tubing mengembang sesuai cetakan
pada flaring blok.
5. 5. Kemudian periksa
lagi hasil flaring dari
keretakan. Kalau sudah baik hasil
flaringnya maka penyambungan
dengan konektor dapat dilakukan.
3.13.
Alat Swaging
Alat swaging adalah
alat yang dipakai untuk mengembangkan ujung tubing
agar tubing dengan ukuran yang
sama dapat dimasukkan ujung nya ke dalam tubing
lain. Minimal panjang bagian tubing yang
harus dibuat mengembang agar bisa masuk kedalam tubing lainnya adalah sepanjang diameter tubing yang akan di sambungkan tersebut.
Cara memakai alat swaging adalah sebagai berikut:
1. Siapkan tubing sesuai dengan
ukuran yang di butuhkan.
2. Gunakan kikir untuk membersihkan ujung
tubing.
3. Tempatkan tubing pada flaring blok, ingat untuk menempatkan tubing pada lubang flaring blok
yang sesuai diameternya, adapun panjangnya tubing yang akan dibuat mengembang minimal
seukuran diameter ditambah 1/8 inchi.
4. Pilih alat swaging yang
sesuai dengan ukuran
tubing yang akan di swaging, lalu tempatkan alat swaging
di ujung tubing, gunakan palu
untuk memukul alat swaging hingga bentuk ujung tubing mengembang sesuai dengan ukuran
yng diinginkan.
5. Periksa hasil swaging jangan
sampai ada yang pecah, setelah itu ujung tubing
yang masih utuh dapat dimasukkan ke dalam ujung tubing yang telah di buat mengembang dengan alat swaging, lalu pengelasan dapat dilakukan
![]() |
Gambar 3. 9 Swaging tool
Bahan Bacaan 4
3.14.
Penggunaan Bender Tangan
Tujuan dalam membengkokkan pipa adalah untuk memperoleh
suatu tekukan halus tanpa meratakan pipa. Tekukan bisa diterima dan tak dapat
diterima dapat ditunjukkan dalam gambar. Membengkokkan pipa biasanya dilakukan
dengan menggunakan suatu pipa mekanik atau dijalankan dengan bender tangan. Dalam keadaan darurat,
pipa lembut, pipa aluminum nonheat-treated lebih kecil 1/4 inci diameternya dapat dibengkokkan
dengan tangan untuk membentuk radius diinginkan.
Berikut ini adalah langkah-langkah singkat bagaimana cara
menggunakan bender tangan yaitu:
1. Ayunkan pegangan yang pendek (short handle) sehingga berada di bender die
2. Buka tube latch
3. Letakkan tubing pada celah bender die dengan reference mark berada pada sisi tube latch
4. Tutup tube latch sampai tubing tertahan pada celah. Hal ini akan
mencegah pergerakan tubing saat awal
penekukan, tapi masih bisa melakukan alignment
(perhatikan gambar di bawah)
![]() |
Gambar 3. 10 Proses Bending
5. Tarik gagang pendek (short handle)
secara perlahan ke arah bawah sampai roll dies duduk di atas tubing sambil jaga link selalu lurus dan
sejajar dengan gagang panjang (long
handle). Penekukan terlalu dini bisa terjadi jika link tidak lurus dan
sejajar dengan gagang panjang (long handle)
![]() |
Gambar 3. 11 Proses bending dilihat dari belakang bender
6.
Sejajarkan tanda nol pada roll support dengan tanda nol pada name plate
![]() |
7. Sejajarkan tanda tekukan pada tubing
dengan tanda pada roll support sesui dengan sudut penekukan
![]() |
Gambar 3. 13 Sudut bending
8.
Tekan tube latch ke arah tubing untuk
menahan tubing pada bender die
(Menekan tube latch berlebihan bisa merusak tubing)
![]() |
Gambar 3. 14 Cara memegang
proses bending
3.15.
Pemasangan Tubing
![]() |
Gambar 3. 15 Proses Pemasangan Tubing
Instalasi tubing sangat
menentukan dari kelancaran operasional suatu pesawat udara. Terlebih jika
medium proses adalah material mudah terbakar, atau bahan kimia berbahaya. Yang jika medium
proses keluar dari tubing akan mengakibatkan hal yang berbahaya bagi
personnel, peralatan dan lingkungan. Untuk itu, saat pemasangan, sangat
diperlukan ketelitian dan langkah-langkah yang sesuai dengan prosedure keselamatan/safety.
Safety
·
Hand tools hanya disarankan untuk
digunakan pada tubing max 1” ØD (25mm).
·
Tubing yang lebih besar dari 1ӯD,
gunakan perkakas hidrolik atau perkakas elektrik.
·
Jangan membuang tekanan dengan
mengendurkan nut atau fitting
·
Jangan mengencangkan fitting pada
tubing bertekanan
·
Yakinkan tubing duduk dengan
sempurna pada fitting sebelum dikencankan.
·
Gunakan gap inspection gauge untuk
meyakinkan kekencangan fitting pada saat pemasangan awal (initial installation).
·
Gunakan thread sealant atau seal tape yang sesuai
yang telah disarankan oleh pabrikan.
·
Jika tidak direkomendasikan oleh
pabrikan, jangan mencampuradukkan komponen fitting dari berbagai merk (tubing,
ferrule, nut dan fitting body)
·
Jangan memutar fitting body, tapi,
tahan fitting body dan putar/kencangkan nut.
·
Hindarkan melepas komponen pada
fitting yang tidak terpakai (spare), ada kalanya kita langsung pasang nut pada
tubing tanpa memperhatikan apakah back/fromt ferrule terpasang pada nut
tersebut atau tidak.
Berikut ini adalah
langkah-langkah singkat bagaimana memasukkan tubing ke
fitting yaitu:
·
Masukkan tubing ke
dalam lobang fitting
dengan sempurna, putar nut searah jarum jam sampai mentok dengan
putaran tangan (hand-tight)
![]() |
Gambar 3. 16 Pemasangan tubing
ke fitting
·
Buat tanda pada arah jam 6 (contoh
saja, silakan atur sendiri mau arah jam berapa referensi kita)
![]() |
Gambar 3. 17
Pemasangan tubing ke fitting
·
Tahan fitting body dengan kunci.
·
Putar/kencangkan nut searah jarum
jam sebanyak 1-1/4 putaran, sampai tanda pada nut berada pada arah jam 9.
·
Untuk tubing 1/16, 1/8 dan 3/6,
kencangkan 1-3/4 putaran, sampai tanda pada nut berada pada arah jam 3
![]() |
Gambar
3. 18 Pemasangan tubing ke fitting
Mengukur Gap (Jarak antara nut dengan
fitting body)
·
Saat pemasangan awal, gunakan gap
inspection gauge untuk meyakinkan kekencangan fitting sudah cukup dan tidak berlebihan.
·
Letakkan gap inspection gauge di
antara nut dan fitting body.
·
Saat mau mengencangkan, jangan
lakukan saat tubing bertekanan.
![]() |
Gambar
3. 19 Pengukuran gap
Gambar
3. 20 Pengukuran gap
3.16.
Melepas Tubing Dari Fitting
·
Ada kalanya kita membongkar tubing-fitting.
·
Buang tekanan pada tubing sebelum
melepas tubing-fitting.
·
Sebelum melepas, tandai tubing
pada bagian belakan nut.
·
Tandai nut-fitting dengan membuat
sebuah garis lurus.
![]() |
Gambar
3. 21 Melepas tubing dari fitting
3.17.
Memasang Kembali Tubing ke Fitting
·
Masukkan tubing yang telah memiliki ferrule ke lobang fitting sampai ferrule
duduk dengan manis
di lubang fitting
![]() |
Gambar 3.
22 Memasang tubing ke fitting
3.18.
Mengencangkan Kembali Tubing ke Fitting
·
Tahan
body fitting, putar dan kencangkan nut kembali pada posisi semula, sesuai
dengan tanda yang telah dibuat sebelumnya.
·
Jangan menggunakan inspection gap saat
mengencangkan nut setelah pembongkaran.
![]() |

Gambar
3. 23 Mengencangkan tubing ke fitting
-
FINISH-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar