Rabu, 11 November 2020

MP : Pipe and hose

 

NAMA PENGAJAR   : SUHARMADI

MAPEL                        : MAINTENANCE PRACTICE

MATERI                      : INSPECTION AND TESTING PADA PIPES AND HOSES

A.      Tujuan

1.       Peserta diklat dapat mengerjakan proses bending pipa pada perawatan dan perbaikan pesawat udara

2.       Peserta diklat dapat memeriksa kebocoran pada tubing atau pipa pada perawatan dan perbaikan pesawat udara

3.       Peserta diklat dapat memasang rangkaian pipa dengan baik dan benar pada perawatan dan perbaikan pesawat udara

B.       IPK

Mengevaluasi Inspection and Testing pada Pipes and Hoses

C.       Uraian Materi

Bahan Bacaan 1

3.1. Pipe atau Piping

Pipa-pipa yang terpasang pada konstruksi pesawat udara digunakan untuk mengangkut cairan atau gas (biasanya bertekanan) antara berbagai komponen dari sistem pesawat udara. Pipa-pipa tersebut digunakan dalam pesawat udara untuk bahan bakar, minyak pelumas, pembuat proses oksidasi, pendingin, oksigen pernapasan, instrumen, hidrolik, dan garis lubang angin. Diharapkan Peserta harus terbiasa dengan prosedur-prosedur untuk pengujian dan pemasangan pipa pembuatan, dan Peserta harus mengenali berbagai perangkat (tools) serta peralatan serta bagaimana untuk mengidentifikasikan penggunaan pipa yang berbeda.


 

 

 

Gambar 3. 1 Instalasi pipa pada engine pesawat udara

 

Pemasangan pipa dibuat dari pipa kaku dan selanjutnya dihubungkan dengan fitting-fitting. Pipa yang digunakan dari pabrikan diukur oleh diameter luar dan ketebalan dinding. Ukuran Diameter luar dinyatakan dalam kenaikan per 16 satuan inci dimana angka pipa menunjukan ukuran nya dalam per 16 satuan inchi. Sebagai contoh pipa nomor 6 menyatakan ukuran 6/16 atau 3/8 inci; pipa nomor

8 menyatakan ukuran 8/16 atau 1/2 inci, dan lain-lain. Ketebalan dinding ditetapkan dalam perseribuan satuan inchi. Jenis pipa yang paling umum digunakan pada pesawat udara adalah pipa baja tahan karat untuk tekanan tinggi dan pipa aluminum campuran logam untuk tekanan tinggi serta serba guna.

3.2. Pengujian Tekanan

Pipa yang terpasang harus dibuktikan dengan uji tes tekanan sampai dua kali lebih tekanan operasi dari sistem dimana mereka dipasang. Pipa yang dipasang dalam sistem yang mempunyai tekanan operasi kurang dari 50 psi harus dibuktikan dengan uji tekanan minimum 100 psi. Lubang angin pipa atau saluran pipa tidak memerlukan bukti uji tekanan. Fluida medium untuk bukti uji tekanan pada semua pemasangan pipa kecuali sistem oksigen seharusnya medium cair seperti fluida hidrolik, air, atau minyak. Pipa Oksigen harus diuji menggunakan nitrogen kering dan memeriksa kebocoran pipa dengan cara dicelupkan di dalam air.


 

 

3.3. Menghubungkan 2 titik dengan tubing

Saat menghubungkan dua buah titik dengan tubing, yang saling berdekatan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Saat beroperasi, terutama pada medium proses yang panas, tubing akan mengalami ekspansi sehingga diperlukan ruang untuk berexpansi. Pada saat dipasang pada benda yang dinamik, tubing juga perlu gerakan dinamik agar tidak mengalami kerusakan fisik. Serta faktor maintainability atau kemudahan perawatan juga harus dipertimbangkan, misalnya kemudahan dalam membongkar/pasang tubing saat ada perawatan pada komponen instrumentasi tertentu.

Gambar berikut menggambarkan kesalahan pada saat instalasi tubing pada dua titik yang saling berdekatan:


Gambar 3. 2 Pemasangan tubing yang benar dan salah


 

 

Perhatikan empat gambar sebelah kiri yang bertanda silang merah (X), coba bayangkan jika kita ingin membuka tubing tersebut dari fitting. Kita akan mengalami kesulitan karena tidak ada ruang untuk keluar/masuk tubing. Jika dipaksakan, maka besar kemungkinan tubing akan bengkok dan mengalami kerusakan, yang pada ujungnya dapat mempengaruhi performa tubing secara keseluruhan.

Pada kolom sebelah kanan, empat gambar yang kolomnya bertanda checklist warna hijau, maka saat membongkar/pasang tubing, akan relatif lebih mudah, karena akses keluar/masuk tubing kita sediakan.

 

Bahan Bacaan 2

3.4. Hosing

Pipa karet yang diinstalasi pada pesawat udara digunakan untuk menghubungkan bagian-bagian yang bergerak dengan bagian-bagian stasioner dan ditempatkan pada lokasi yang mempunyai getaran ekstrim.

Pipa-pipa karet ini lebih berat dibandingkan pipa aluminium alloy dan  memburuk lebih cepat. Mereka digunakan hanya ketika benar-benar diperlukan.  Pemasangan Pipa karet terbuat dari pipa karet dan perabot pipa karet. Sebuah pipa karet terdiri dari lapisan berganda dari berbagai bahan.

 

 

hose2

Gambar 3. 3Hose

 

3.5. Perangkat Keras Perakitan Pipa Karet

Perabot Pipa karet (hose fitting) dirancang dan dibangun sesuai dengan spesifikasi militer serta standar militer untuk bentuk wujud pipa karet serta tekanan operasi


 

 

tertentu. Perabot dijelaskan oleh suatu nomor seri standar militer yang mempunyai nomor garis tertentu untuk menunjukan ukuran.

Nomor garis pada fitting tidak menjelaskan suatu ukuran dengan cara sama sebagai nomor garis pipa karet. Nomor garis pada fitting menyesuaikan dengan nomor garis pada pipa karet sedemikian rupa sehingga keduanya akan sesuai di dimensi kritis untuk membentuk suatu perakitan pipa karet.

Bahan yang digunakan dalam konstruksi dari perabot bervariasi sesuai dengan aplikasi. Bahannya meliputi aluminum, baja karbon, dan baja tahan karat.

Perabot (fitting) yang kualifikasinya di bawah satu dokumen militer mungkin saja diproduksi oleh beberapa pabrikan.

Dua metoda atau gaya yang digunakan untuk mengamankan perabot pipa karet pada pipa karet. Dua metode itu reusable dan swage.

3.6. Gaya reusable (Reusable style)

Mengacu pada gaya reusable yang telah memodifikasi ulir internal dalam socket untuk menggenggam pipa karet dengan baik. Fitting dapat dilepas dari suatu perakitan pipa karet dan reused pada pipa karet lain, menyediakan itu melewati suatu inspeksi untuk cacat. Perabot gaya Dapat digunakan kembali diberi hak mengganti perabot untuk penggantian pemasangan pipa karet.

3.7. Swage atau Crimp Style

Beberapa pabrikan perakitan pipa karet menggunakan suatu swage atau gaya kerutan. Gaya ini memerlukan socket untuk mengubah bentuk secara permanen oleh mesin bertenaga hidrolik atau elektrik. Perubahan bentuk pada socket dan perangkat keras yang berhubungan harus dibongkar.

3.8. Fitting

Pengertian fitting pada pemasangan pipa pada konstruksi pesawat udara adalah bagian dari instalasi pemipaan yang berfungsi sebagai penyambung antar pipa dan sebagai bagian akhir pemipaan (outlet fitting)

Fitting-fitting untuk sambungan pipa dibuat dari bahan campuran logam aluminum, baja titanium, baja tahan karat, kuningan, dan perunggu. Fitting dibuat di banyak bentuk wujud dan gaya. Berikut di bawah ini di berikan beberapa


 

 

Gambar 3-4.Flarelesstube fitting

 
contoh gambar dari macam-macam fitting untuk berbagai jenis klasifikasinya seperti fitting pipa dengan ujung diameter diperbesar, flareless-tube fittings, brazed, dilas, dan swaged.

http://www.tpub.com/content/aviation/14018/img/14018_234_1.jpg

 

Gambar 3. 4 Swage tube fitting


 

 

 

http://www.tpub.com/content/aviation/14018/img/14018_235_1.jpg

 

3.9.Kode fitting

 
Gambar 3. 5 Jenis-jenis fitting

 

Penting juga peserta memahami kode fitting supaya tidak ada kesalahan dalam memasang pipa ke fitting. Sebagai contoh fitting dengan kode MS 21900-4-D artinya adalah sebagai berikut:

MS         : dikhususkan untuk spesifikasi militer

2190       : Design part number adapter flareless tube AN flared tube

4              : ukuran fitting dalam satuan per 16 inchi yaitu 4/16 inchi D          : Material berbahan aluminium alloy

 

Bahan Bacaan 3

3.10.          Pemotong Pipa ( Tube Cutter)

Untuk memotong tubing sebenarnya bisa saja menggunakan gergaji besi, tetapi hasil pemotongannya biasanya tidak bagus, ujung potongan seringkali tidak rata dan kasar. Ada alat khusus untuk memotong tubing yang di sebut tube cutter, dengan menggunakan alat ini hasil potongan jadi presisi, Tubing memiliki alat potong khusus, yang bentuknya seperti tampak pada gambar dibawah ini;


 

 

 

 

 

Gambar 3. 6 Tube cutter

 

Alat pemotong pipa ini terdiri dari blade, roller, dan pengencang. Langkah-langkah cara menggunakan pemotong tubing

1.  Ukur panjang tubing sesuai dengan kebutuhan, lalu beri tanda dengan pensil atau spidol.

2.  Lebarkan rongga antara roller dan cutter blade hingga tubing bisa ditempatkan diantaranya, caranya dengan memutar knob pengencang secara berlawanan arah jarum jam.

3.  Tempatkan tubing yang akan dipotong pada tube cutter, atur penempatannya sehingga letak bagian tubing yang ditandai dengan spidol tepat berada pada bagian yang tajam dari cutter blade lalu kencangkan dengan memutar knob pengencang, jangan terlalu kencang agar tubing bisa diputar.

4.  Putar tube cutter searah jarum jam 3 putaran hingga cutter blade menancap pada bagian tubing yang ditandai spidol, secara bertahap tambah kekencangan dengan memutar tombol pengencang searah jarum jam sambil tube cutter terus diputar, lanjutkan hingga tubing terputus, ingat jangan menekan terlalu kencang karena bisa merusak cutter blade dan bisa membuat tubing menjadi penyok. Untuk menyambungkan tubing dengan tubing ada 2 cara yaitu penyambungan menggunakan konektor dan penyambungan menggunakan sistem las.Untuk menyambung tubing dengan konektor dibutuhkan alat yang namanya konektor dan flaring tool. Flaring tool berfungsi untuk mengembangkan bagian ujung tubing agar bisa diikat dengan konektor. Sedang untuk penyambungan tubing dengan sistem las dibutuhkan


 

 

alat las dan alat swaging, alat swaging berfungsi mengembangkan bagian ujung tubing agar tubing yang ukuran nya sama bisa dimasukkan satu ke yang lain.

3.11.                      Tube Deburring

Setelah Peserta memotong pipa, langkah selanjutnya adalah menghilangkan semua beram dan bagian tepi yang tajam yang masih melekat di dalam maupun di luar pipa dengan alat deburring. Pastikan bahwa tidak ada sisa partikel asing. Peserta harus menghindari proses deburring berlebihan, yang bisa menyebabkan terlalu dalam suatu chamfer pada diameter dalam pipa. Chamfer tidak boleh melebihi 1.5 ketebalan dinding dari pipa. Kurangi tekanan dan putar alat deburring beberapa kali untuk menghasilkan suatu permukaan halus. Tanpa tekanan pengisap, kurangi alat deburring dari pipa sampai tonjolan pertama dari plug elastis diarahkan. Bersihkan ujung pipa dan plug.

Periksa ujung pipa untuk melihat jika itu seluruhnya telah dideburr. Jika ujung pipa hasilnya baik, tanpa tekanan pengisap, lepaskan alat deburring dari pipa. Jika ujung pipa belum seluruhnya dideburring, tanpa tekanan pengisap, dorong alat deburring kembali ke pipa dan ulangi seluruh tahap.

 


Gambar 3. 7 Alat Deburring

 

 

3.12.                      Alat Flaring

Ketika tubing akan disambungkan dengan memakai konektor, bagian ujung

tubing harus dibuat mengembang agar tubing bisa diikat dan dikencangkan.


 

 

Alat yang dipakai untuk mengembangkan tubing ini disebut alat flaring. Komponen alat flaring terdiri dari, flaring blok dengan wing nut sebagai pengencang, flaring yoke, spinner,dan feed screw, bentuknya seperti pada gambar dibawah ini:

 

 

 


Gambar 3. 8 Flaring Tool

 

 

Cara memakai flaring tool sebagai berikut;

1.       Potong tubing sesuai kebutuhan.

2.       2. Gunakan kikir untuk membuat permukaan ujung tubing rata, lalu bersihkan dari partikel-partikel potongan

3.       3. Kendorkan wing nut lalu tempatkan tubing pada flaring blok sesuai dengan ukurannya, kencangkan wing nut agar tubing terjepit erat pada flaring blok.

4.       4. Tempatkan spinner pada ujung tubing lalu putarkan spinner hingga ujung

tubing mengembang sesuai cetakan pada flaring blok.

5.       5. Kemudian periksa lagi hasil flaring dari keretakan. Kalau sudah baik hasil

flaringnya maka penyambungan dengan konektor dapat dilakukan.


 

 

3.13.                      Alat Swaging

Alat swaging adalah alat yang dipakai untuk mengembangkan ujung tubing agar tubing dengan ukuran yang sama dapat dimasukkan ujung nya ke dalam tubing lain. Minimal panjang bagian tubing yang harus dibuat mengembang agar bisa masuk kedalam tubing lainnya adalah sepanjang diameter tubing yang akan di sambungkan tersebut.

Cara memakai alat swaging adalah sebagai berikut:

1.  Siapkan tubing sesuai dengan ukuran yang di butuhkan.

2.  Gunakan kikir untuk membersihkan ujung tubing.

3.   Tempatkan tubing pada flaring blok, ingat untuk menempatkan tubing pada lubang flaring blok yang sesuai diameternya, adapun panjangnya tubing yang akan dibuat mengembang minimal seukuran diameter ditambah 1/8 inchi.

4.  Pilih alat swaging yang sesuai dengan ukuran tubing yang akan di swaging, lalu tempatkan alat swaging di ujung tubing, gunakan palu untuk memukul alat swaging hingga bentuk ujung tubing mengembang sesuai dengan ukuran yng diinginkan.

5.  Periksa hasil swaging jangan sampai ada yang pecah, setelah itu ujung tubing yang masih utuh dapat dimasukkan ke dalam ujung tubing yang telah di buat mengembang dengan alat swaging, lalu pengelasan dapat dilakukan

 


Gambar 3. 9 Swaging tool

 

Bahan Bacaan 4

3.14.           Penggunaan Bender Tangan

Tujuan dalam membengkokkan pipa adalah untuk memperoleh suatu tekukan halus tanpa meratakan pipa. Tekukan bisa diterima dan tak dapat diterima dapat ditunjukkan dalam gambar. Membengkokkan pipa biasanya dilakukan dengan menggunakan suatu pipa mekanik atau dijalankan dengan bender tangan. Dalam keadaan darurat, pipa lembut, pipa aluminum nonheat-treated lebih kecil 1/4 inci diameternya dapat dibengkokkan dengan tangan untuk membentuk radius diinginkan.

Berikut ini adalah langkah-langkah singkat bagaimana cara menggunakan bender tangan yaitu:

1.       Ayunkan pegangan yang pendek (short handle) sehingga berada di bender die

2.       Buka tube latch

3.       Letakkan tubing pada celah bender die dengan reference mark berada pada sisi tube latch

4.       Tutup tube latch sampai tubing tertahan pada celah. Hal ini akan mencegah pergerakan tubing saat awal penekukan, tapi masih bisa melakukan alignment (perhatikan gambar di bawah)

 

 

https://teknisiinstrument.files.wordpress.com/2010/09/cara-menggunakan-bender-1.jpg?w=595

Gambar 3. 10 Proses Bending


 

 

5.       Tarik gagang pendek (short handle) secara perlahan ke arah bawah sampai roll dies duduk di atas tubing sambil jaga link selalu lurus dan sejajar dengan gagang panjang (long handle). Penekukan terlalu dini bisa terjadi jika link tidak lurus dan sejajar dengan gagang panjang (long handle)

https://teknisiinstrument.files.wordpress.com/2010/09/cara-menggunakan-bender-2.jpg?w=595

Gambar 3. 11 Proses bending dilihat dari belakang bender

 

 

 

 

6.       Sejajarkan tanda nol pada roll support dengan tanda nol pada name plate

 

 

 

 

https://teknisiinstrument.files.wordpress.com/2010/09/cara-menggunakan-bender-3.jpg?w=595


 

 

7.       Sejajarkan tanda tekukan pada tubing dengan tanda pada roll support sesui dengan sudut penekukan

 

 

https://teknisiinstrument.files.wordpress.com/2010/09/cara-menggunakan-bender-4.jpg?w=595

 

Gambar 3. 13 Sudut bending

 

 

 

8.                                            Tekan tube latch ke arah tubing untuk menahan tubing pada bender die

(Menekan tube latch berlebihan bisa merusak tubing)

 

https://teknisiinstrument.files.wordpress.com/2010/09/cara-menggunakan-bender-5.jpg?w=595

 

Gambar 3. 14 Cara memegang proses bending


 

 

3.15.                      Pemasangan Tubing

 


 

Gambar 3. 15 Proses Pemasangan Tubing

 

Instalasi tubing sangat menentukan dari kelancaran operasional suatu pesawat udara. Terlebih jika medium proses adalah material mudah terbakar, atau bahan kimia berbahaya. Yang jika medium proses keluar dari tubing akan mengakibatkan hal yang berbahaya bagi personnel, peralatan dan lingkungan. Untuk itu, saat pemasangan, sangat diperlukan ketelitian dan langkah-langkah yang sesuai dengan prosedure keselamatan/safety.

Safety

·          Hand tools hanya disarankan untuk digunakan pada tubing max 1” ØD (25mm).

·          Tubing yang lebih besar dari 1”ØD, gunakan perkakas hidrolik atau perkakas elektrik.

·          Jangan membuang tekanan dengan mengendurkan nut atau fitting

·          Jangan mengencangkan fitting pada tubing bertekanan

·          Yakinkan tubing duduk dengan sempurna pada fitting sebelum dikencankan.

·          Gunakan gap inspection gauge untuk meyakinkan kekencangan fitting pada saat pemasangan awal (initial installation).

·          Gunakan thread sealant atau seal tape yang sesuai yang telah disarankan oleh pabrikan.


 

 

·          Jika tidak direkomendasikan oleh pabrikan, jangan mencampuradukkan komponen fitting dari berbagai merk (tubing, ferrule, nut dan fitting body)

·          Jangan memutar fitting body, tapi, tahan fitting body dan putar/kencangkan nut.

·          Hindarkan melepas komponen pada fitting yang tidak terpakai (spare), ada kalanya kita langsung pasang nut pada tubing tanpa memperhatikan apakah back/fromt ferrule terpasang pada nut tersebut atau tidak.

 

Berikut ini adalah langkah-langkah singkat bagaimana memasukkan tubing ke

fitting yaitu:

·          Masukkan tubing ke dalam lobang fitting dengan sempurna, putar nut searah jarum jam sampai mentok dengan putaran tangan (hand-tight)

https://teknisiinstrument.files.wordpress.com/2010/09/memasukkan-tubing-ke-dalam-fitting.jpg?w=595

Gambar 3. 16 Pemasangan tubing

ke fitting

 

·          Buat tanda pada arah jam 6 (contoh saja, silakan atur sendiri mau arah jam berapa referensi kita)

https://teknisiinstrument.files.wordpress.com/2010/09/menandai-tubing.jpg?w=595

Gambar 3. 17 Pemasangan tubing ke fitting


 

 

·          Tahan fitting body dengan kunci.

·          Putar/kencangkan nut searah jarum jam sebanyak 1-1/4 putaran, sampai tanda pada nut berada pada arah jam 9.

·          Untuk tubing 1/16, 1/8 dan 3/6, kencangkan 1-3/4 putaran, sampai tanda pada nut berada pada arah jam 3

https://teknisiinstrument.files.wordpress.com/2010/09/mengencangkan-nut-pada-fitting.jpg?w=595

Gambar 3. 18 Pemasangan tubing ke fitting

 

Mengukur Gap (Jarak antara nut dengan fitting body)

·          Saat pemasangan awal, gunakan gap inspection gauge untuk meyakinkan kekencangan fitting sudah cukup dan tidak berlebihan.

·          Letakkan gap inspection gauge di antara nut dan fitting body.

·          Saat mau mengencangkan, jangan lakukan saat tubing bertekanan.

 


 

Gambar 3. 19 Pengukuran gap


 

 

 

 

 

 

Gambar 3. 20 Pengukuran gap

 

 

3.16.                      Melepas Tubing Dari Fitting

·           Ada kalanya kita membongkar tubing-fitting.

·          Buang tekanan pada tubing sebelum melepas tubing-fitting.

·          Sebelum melepas, tandai tubing pada bagian belakan nut.

·          Tandai nut-fitting dengan membuat sebuah garis lurus.

 

https://teknisiinstrument.files.wordpress.com/2010/09/tanda-sebelum-melepas-tubing.jpg?w=595

 

Gambar 3. 21 Melepas tubing dari fitting


 

 

3.17.                      Memasang Kembali Tubing ke Fitting

·            Masukkan tubing yang telah memiliki ferrule ke lobang fitting sampai ferrule

duduk dengan manis di lubang fitting

 

 

https://teknisiinstrument.files.wordpress.com/2010/09/memasukkan-kembali-tubing.jpg?w=595

 

Gambar 3. 22 Memasang tubing ke fitting

 

 

3.18.                      Mengencangkan Kembali Tubing ke Fitting

·          Tahan body fitting, putar dan kencangkan nut kembali pada posisi semula, sesuai dengan tanda yang telah dibuat sebelumnya.

·          Jangan menggunakan inspection gap saat mengencangkan nut setelah pembongkaran.

https://teknisiinstrument.files.wordpress.com/2010/09/mengencangkan-kembali-tubing.jpg?w=595


Gambar 3. 23 Mengencangkan tubing ke fitting

 

 

 

- FINISH-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembekalan Peserta Didik sebelum Praktik Kerja Lapangan (On the Job Training/OJT)

  PEMBEKALAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) / PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) /  On the Job Training (OJT) KONSENTRASI KEAHLIAN  :  AIRFR...